Sebanyak 126 Karhutla Terjadi, Walhi Jabar Sebut KLHK Tak Ada Upaya Mitigasi dan Pengawasan

Jabar Ekspres – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di sejumlah wilayah, termasuk Provinsi Jawa Barat saat ini tengah jadi sorotan.

Pasalnya, pada musim kemarau 2023, kekeringan dinilai menjadi faktor terjadinya Karhutla di sejumlah wilayah, meski insiden-insiden tersebut tak lepas akibat adanya aktivitas manusia sebagai pemicunya.

Ketua BP FK3I Jabar sekaligus Ketua Dewan Daerah Walhi Jawa Barat, Dedi Kurniawan mengatakan, pihak pengawas dan pengelola kawasan hutan harusnya bisa melakukan pencegahan Karhutla, khususnya yang terjadi akibat aktivitas manusia.

BACA JUGA: Kebakaran Menghanguskan Cibadak dan Parungkuda Sukabumi!

“Memang tahun ini titik kebakaran sangat banyak dan hal ini sangat kami sayangkan,” kata Dedi kepada Jabar Ekspres melalui seluler, Selasa (12/9).

Menurutnya, peristiwa Karhutla yang terjadi termasuk di wilayah Jawa Barat, dikarenakan tidak adanya upaya mitigasi.

“Enggak ada upaya mitigasi awal dari para pengelola kawasan, baik BUMN (Badan Usaha Milik Negara), swasta maupun KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan) sebagai Pengelola kawasan dan pemegang izin,” ujar Dedi.

Diketahui, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, pada September 2023 ini, dalam sepekan ke belakang terdapat, sedikitnya 59 kejadian bencana di seluruh Indonesia.

Melalui informasi yang dihimpun, dari seluruh kejadian bencana tersebut, didominasi oleh Karhutla dengan 43 kejadian atau 73 persen.

Jumlah kebakaran Karhutla tahun ini, BNPB menilai, peristiwa-peristiwa yang terjadi diperkirakan sama dengan kondisi empat tahun lalu.

Pada 2019 lalu, jumlah Karhutla yang terjadi tercatat mencapai 346 kejadian. Sedangkan jumlah Karhutla tahun ini, hingga awal September 2023 sudah terjadi 126 kejadian Karhutla.

Dedi menyampaikan, para pengelola serta pengawas di area kawasan hutan, harusnya bisa membatasi aktivitas manusia, terutama yang kegiatannya untuk wisata alam.

“Nyaris tidak ada upaya signifikan akan mitigasi atau pencegahan, pengawasan dan tindakan lainnya dari pengelola dan pengawas kawasan hutan,” ucapnya.

Dedi menilai, insiden-insiden kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di tengah musim kemarau 2023 ini, bukan hanya karena cuaca ekstrem.

Oleh sebab itu, para pengelola dan pengawas kawasan hutan perlu juga dilakukan pemeriksaan, atas terjadinya titik-titik Karhutla.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan