JABAR EKSPRES – Sebanyak 70 pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Jalan Lurah mendesak Dinas Perhubungan Kota Cimahi membatalkan rekayasa lalu lintas di Jalan Lurah. Rekayasa lalu lintas yang masuk wilayah RW3 RW4 dan RW17 ini dianggap akan mematikan usaha mereka. Sebab, jalur yang biasanya ramai dilalui pengendara, terancam sepi. Mereka mengancam akan menggelar demonstrasi jika rencana rekayasa lalu lintas tetap dilaksanakan.
Ketua Organisasi UMKM Jalan Lurah, Kevin Pratama (31 tahun) tegas mengatakan, rekayasa lalu lintas yang diinisiasi Dinas Perhubungan Kota Cimahi bakal mematikan usaha mereka. Ia yang membuka usaha kuliner Hashi Ramen pun terancam gulung tikar.
BACA JUGA: Pelaku UMKM di Jalan Lurah Tolak Rekayasa Lalu Lintas Oleh Dishub Kota Cimahi, Ini Alasannya!
“Intinya kami menolak, soalnya kan jalur yang sudah hidup kenapa harus dimatikan. Warga juga merasa akan kesulitan untuk akses jalan. Secara logika, jalur ini (Jalan Lurah,Red) akan mati karena pengendara yang dari arah Bandung tidak akan melewati jalur ini lagi. Kalau sudah dibalikan arahnya, siapa yang mau melewati jalan ini,” kata Kevin saat diwawancara Jabar Ekpres di kantor Sekretariat Organisasi UMKM Jalan Lurah, Selasa (12/9).
Senada, Wakil Ketua Organisasi UMKM Jalan Lurah Yudi Heryanto (45) pemilik toko helm mengaku sebagai warga di Jalan Lurah akan kesulitan akses jalan. Selain itu, dia khawatir usaha yang dijalankannya akan bangkrut.
“Saya rasa rekayasa lalu lintas ini tidak efektif mengurai kemacetan, karena biang kemacetan di Jalan Gandawijaya bukan dari Jalan Lurah. Justru titik kroditnya ada di jalan Kolonel Masturi. Di simpang Alun Alun yang harus dievaluasi, bukan di Jalan Lurah,” kata dia.
Ia juga mengaku jika rekayasa lalu lintas tetap dijalankan dan arus kendaraan dibalikan dari Gandawijaya menuju Gatot Subroto, ancamannya 300 sampai 400 pegawai UMKM akan kehilangan pekerjaan.
“Kalau kebijakan ini tetap dipaksakan maka pemilik dan pegawai UMKM akan kehilangan pekerjaan,” katanya.
Pelaku usaha di Jalan Lurah, Fernando Sandy (32) yang juga sebagai anggota Organisasi UMKM Jalan Lurah nampak kesal dengan rencana tersebut. Ia juga sudah mengumpulkan data tanda tangan penolakan dari para UMKM.