Cara Menghitung Zakat Mal yang Benar, Jangan Salah Lagi

(Riwayat Abu Dawud, al-Baihaqi, dan dishahîhkan oleh Syaikh al-Albâni)

Dari Sahabat Abu Sa’id al-Khudri radhiyallâhu’anhu, ia menuturkan:

Rasûlullâh Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Tidaklah ada kewajiban zakat pada uang perak yang kurang dari lima Uqiyah “. (Muttafaqun ‘alaih)

Dalam hadits riwayat Abu Bakar radhiyallâhu’anhu dinyatakan:

Dan pada perak, diwajibkan zakat sebesar seperdua puluh (2,5 %). (Riwayat al-Bukhâri)

Hadits-hadits di atas adalah sebagian dalil tentang penentuan nishab zakat emas dan perak, dan darinya, kita dapat menyimpulkan beberapa hal:

Nishab adalah batas minimal dari harta zakat. Bila seseorang telah memiliki harta sebesar itu, maka ia wajib untuk mengeluarkan zakat.

Dengan demikian, batasan nishab hanya diperlukan oleh orang yang hartanya sedikit, untuk mengetahui apakah dirinya telah berkewajiban membayar zakat atau belum.

Baca juga : Apakah Wajib Membayar Zakat Fitrah Bila Meninggal di Bulan Ramadan? Ini Jawabannya!

Adapun orang yang memiliki emas dan perak dalam jumlah besar, maka ia tidak lagi perlu untuk mengetahui batasan nishab, karena sudah dapat dipastikan bahwa ia telah berkewajiban membayar zakat.

Oleh karena itu, pada hadits riwayat Ali radhiyallâhu’anhu di atas, Nabi Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam menyatakan: “Dan setiap kelebihan dari (nishab) itu, maka zakatnya disesuaikan dengan hitungan itu”.

Nishab emas, adalah 20 (dua puluh) dinar, atau seberat 91 3/7 gram emas.

Nishab perak, yaitu sebanyak 5 (lima) ‘uqiyah, atau seberat 595 gram.

Kadar zakat yang harus dikeluarkan dari emas dan perak bila telah mencapai nishab adalah atau 2,5%.

Perlu diingat, bahwa yang dijadikan batasan nishab emas dan perak tersebut, ialah emas dan perak murni (24 karat).

Dengan demikian, bila seseorang memiliki emas yang tidak murni, misalnya emas 18 karat, maka nishabnya harus disesuaikan dengan nishab emas yang murni (24 karat), yaitu dengan cara membandingkan harga jualnya, atau dengan bertanya kepada toko emas, atau ahli emas, tentang kadar emas yang ia miliki.

Bila kadar emas yang ia miliki telah mencapai nishab, maka ia wajib membayar zakatnya, dan bila belum, maka ia belum berkewajiban untuk membayar zakat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan