Cara Menghargai dan Menjaga Waktu Ala Imam Al-Ghazali

JABAR EKSPRES- Mengabaikan waktu akan membawa penyesalan di masa depan. Waktu adalah anugerah dari Allah Ta’ala yang seharusnya dihargai oleh setiap hamba dengan memanfaatkannya sebaik mungkin dalam kegiatan yang memberikan manfaat dan memperdalam ketaatan kepada Allah.

Imam Al Ghazali menggambarkan orang-orang yang membuang waktu dengan sia-sia mirip hewan, karena hewan tidak memiliki pemahaman tentang cara mengisi waktu hidupnya.

Jadi, mereka yang mengabaikan waktu seolah-olah mengabaikan dirinya sendiri, seperti halnya hewan yang tak tahu bagaimana mengisi setiap momen dalam hidupnya. Oleh karena itu, banyak waktu yang terbuang percuma.

BACA JUGA : Memahami Ibadah Mahdhah dan Ghairu Mahdhah dalam Islam

Waktu adalah umur, dan umur adalah modal. Dengan umur itulah kita dapat melakukan perdagangan. Dan dengan modal umur, kita akan mencapai kenikmatan abadi di sisi Allah Ta’ala.

Setiap napas dari kehidupan kita adalah permata yang tak ternilai karena waktu tak dapat digantikan, jika waktu hilang, ia tak akan kembali.

Imam Al Ghazali menyadari bahwa waktu adalah modal berharga bagi manusia. Setiap detik adalah kesempatan bagi seorang hamba untuk mendapatkan pahala, rahmat, dan ridha Allah Ta’ala, membawa mereka menuju kenikmatan abadi di surga.

Baginya, waktu adalah seperti berlian yang hilang, sulit bagi pemiliknya untuk tidak merasakan penyesalan karena tak mungkin dapat kembali.

Imam Al Ghazali bahkan menilai bahwa mereka yang hanya menghabiskan hidupnya untuk mengumpulkan harta adalah orang-orang bodoh. Waktu yang terlewati telah menggerus umur mereka. Janganlah bergembira dengan bertambahnya harta jika hal itu diimbangi dengan berkurangnya umur.

Karenanya, Imam Al Ghazali mendorong agar kita tidak membuang waktu dengan sia-sia. Sebaliknya, seorang Muslim seharusnya mengisi waktunya dengan ilmu dan amal saleh, karena ilmu dan amal baik akan menjadi teman setia di alam kubur, ketika keluarga, harta, anak, dan teman-teman meninggalkan kita.

Jadi, bersukacitalah hanya ketika ilmu dan amal bertambah, karena keduanya akan menjadi pendamping di alam kubur.

BACA JUGA : Sholat Istisqa: Doa untuk Memohon Hujan dan Berkah dari Allah

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan