Isu Kekerasan dan Perlindungan Anak Jadi Perhatian Desa Tenjolaya Bandung

Jabar Ekspres – Desa Tenjolaya, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung upayakan wilayah ramah anak dan anti kekerasan.

Sekretaris Desa (Sekdes) Tenjolaya, Ema Sulaiman mengatakan, pihaknya menjadikan isu perlindungan anak agar terhindar dari kekerasan.

“Kita sering lakukan pembekalan kepada setiap RT/RW, melalui momen-momen tertentu, bentuknya sosialisasi,” kata Ema kepada Jabar Ekspres saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (6/9).

Dia menjelaskan, beberapa upaya lain dalam menjaga supaya wilayah Desa Tenjolaya ramah anak serta jauh dari kekerasan, warga diminta gotongroyong peduli terhadap tetangga sekitar.

BACA JUGA: Yayasan Pendidikan SMA Bina Muda Cicalengka Bandung Jadikan Kedisiplinan sebagai Upaya Tolak Perundungan

Melalui giat Posyandu di setiap RW, selain memenuhi kebutuhan vitamin anak, edukasi kepada ibu-ibu selalu digaungkan agar kekerasan tak terjadi dan menimpa anak.

“Karena selain berdampak pada luka fisik, yang paling dikhawatirkan itu luka batin, kena mental psikisnya,” jelasnya.

Ema menerangkan, pada awal 2023 sampai sekarang, pihak Desa Tenjolaya bekerjasama dengan ‘Save The Children’, dalam mengoptimalkan kebutuhan dan hak-hak anak.

Diketahui, Save The Children merupakan bagian dari gerakan global yang bekerja di lebih dari 120 negara dan enam benua, yang dimulai sejak 1919 lalu.

Menilik sejarah, gerakan Save The Children bermula ketika Eglantyne Jebb meluncurkan Save the Children Fund di London, tepatnya setelah Perang Dunia Pertama hingga pada era yang sama, yakni ketika pandemi influenza 1918 melanda.

Aksi Jebb pun segera menjadi gerakan global pertama untuk anak-anak. Sebagai orang yang blak-blakan bicara tentang anak-anak, Jebb mengambil sebuah langkah yang historis.

Adapun langkah tersebut adalah dengan merancang Deklarasi Hak-hak Anak yang kemudian diadopsi oleh Liga Bangsa-Bangsa pada 1924 lalu.

Dokumen tersebut diadopsi oleh PBB pada 1989 sebagai Konvensi PBB tentang Hak-hak Anak. Ini menjadi perjanjian hak asasi manusia yang paling universal dalam sejarah.

“Peningkatan dalam gizi, hak pendidikan, termasuk edukasi agar kekerasan pada anak tidak terjadi di Desa Tenjolaya, jadi program bersama Save The Children,” ucapnya.

Ema menerangkan, kepedulian terhadap hak-hak dan perlindungan anak di Kecamatan Cicalengka, hanya Desa Tenjolaya dan Cicalengka Kulon yang terpilih oleh Save The Children Indonesia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan