Kader Demokrat Jabar Take Down Spanduk dan Konten Medsos Anies Buntut Isu Sepihak Gandeng Cak Imin

JABAR EKSPRES – Kader Partai Demokrat Jawa Barat (Jabar) nampaknya ikut kesal terkait keputusan sepihak duet Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Merespon hal itu, para kader kemudian bergerak untuk menurunkan baliho atau spanduk bergambar Anies Baswedan di Jabar.

Selain itu, para kader kini juga tengah sibuk untuk take down konten berisi mantan Gubernur DKI Jakarta itu di media sosial. Hal itu diungkapkan Kepala Bakomstrada DPD Demokrat Jabar M. Hailuki, Jumat (1/9).

“Itu respon spontan dan inisiatif kami,” terangnya.

BACA JUGA: Robek Baliho Anies Baswedan, Bentuk Ungkapan Kecewa Partai Demokrat Sukabumi

Pria yang akrab dipanggil Luki itu melanjutkan, langkah itu dilakukan sebagai bentuk aksi solidaritas partai. Ia menilai bahwa penetapan sepihak Cak Imin sebagai cawapres Anies Baswedan adalah tindakan yang tidak elok.

“Kami lihat ada sebuah pemufakatan terselubung,” cetusnya.

Karena itulah, setelah mendapat rilis dari Sekjen Partai sekaligus anggota Tim 8, kader Partai Demokrat langsung bergerak menurunkan baliho dan spanduk Anies yang bertebaran di Jabar.

“Itu langsung kami lakukan,” jelasnya.

Luki menambahkan, pembersihan gambar Anies Baswedan itu tidak hanya dilakukan di ruang terbuka, tetapi juga jejak digital di media sosial.

“Sekarang take down juga konten Anies di medsos. Dari IG, Twiter, facebook,” sambungnya.

Luki melanjutkan, take down konten itu tidak hanya untuk medsos official partai tapi juga medsos para kader.

“Kalau official partai sudah, medsos kader adalah solidaritas,” terangnya.

Luki menambahkan, langkah penetapan sepihak Cak Imin sebagai Cawapres itu menciderai koalisi dan kerja sama yang telah terbangun. Padahal beberapa hari terakhir perkembangan koalisi tengah on the track.

BACA JUGA: Berpindah Haluan ke KPP, PAN Desak PKB Beri Kabar Resmi ke KIM!

Termasuk adanya surat terkait permintaan Ketum AHY untuk menjadi cawapres Anies Baswedan.

“Ibaratnya itu tinta masih basah, tapi ada perubahan ekstrime,” cetusnya.

Luki menduga, penetapan sepihak itu juga karena adanya invisible hand yang ikut campur.

“Pasti itu akan terungkap,” pungkasnya. (son)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan