Dosen Ditembak Mati di Kampus

JABAR EKSPRES – Seorang penyerang menembak mati dosen di laboratorium, Universitas North Carolina di Chapel Hill pada hari Senin (28/8).

Akibat adanya aksi penembakan terhadap seorang dosen, kampus terpaksa dikunci sementara sampai pihak kepolisian datang.

Polisi menangkap tersangka penembakan terhadap dosen lebih dari tiga jam setelah laporan awal tentang tembakan datang dari Caudill Labs, kata para pejabat pada konferensi pers. Tuntutan masih menunggu keputusan, dan tersangka belum segera diidentifikasi.

Pejabat universitas juga tidak segera mengidentifikasi staf yang terbunuh dan mengatakan masih terlalu dini untuk memberikan kemungkinan motif pembunuhan tersebut.

“Kehilangan ini sangat menyedihkan, dan penembakan ini merusak kepercayaan dan keamanan yang sering kita anggap remeh di komunitas kampus,” kata Rektor Kevin Guskiewicz melansir dari AP.

Sirene darurat berbunyi sekitar dua menit setelah penelepon 911 melaporkan adanya tembakan sekitar jam 1 siang di laboratorium, kata Kepala Polisi UNC Brian James.

Mahasiswa dan dosen mengurung diri di kamar asrama, kantor, dan ruang kelas hingga lockdown dicabut sekitar pukul 16:15.

Tidak ada cedera lain yang dilaporkan.

Adrian Lanier, mahasiswa tahun kedua jurusan ilmu komputer, mengatakan bahwa dia dan yang lainnya duduk bersandar di dinding di gym, berusaha menjauh sejauh mungkin dari pintu dan jendela saat rumor menyebar.

“Tidak ada seorang pun yang merasa cukup aman untuk pergi. Saya tidak melakukannya, kata Lanier.

Oliver Katz, mahasiswa pertukaran dari Copenhagen Business School di Denmark, mengatakan beberapa mahasiswa berkerumun di ruang ganti gym untuk menghindari jendela sementara yang lain berjongkok di sudut dan duduk di lantai, katanya.

“Hal ini tidak pernah terjadi di tempat asal saya,” kata Katz.

“Itu sangat intens. Tapi saya sedikit terkejut karena orang lain tidak terlalu panik,” tambahnya.

Katz, yang baru berada di kampus selama dua minggu, mengatakan dia khawatir universitas asalnya akan membawa mahasiswa pertukaran kembali lebih awal.

“Saya tidak ingin pergi. Saya suka di sini, dan saya masih merasa aman”.

Selama konferensi pers, Guskiewicz meminta maaf kepada mahasiswa yang “merasa tidak yakin dengan keselamatan Anda saat ini.”

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan