Benny Wenda Bikin Heboh di KTT Negara Melanesia dengan Pidato ‘Ngawur'”

JABAR EKSPRES – Pada pekan lalu, dalam acara Konferensi Kelompok Tombak Melanesia (Melanesian Spearhead Group/MSG), Indonesia mengemukakan pendapatnya mengenai penolakan pidato Benny Wenda, pemimpin kelompok separatis Persatuan Pembebasan Papua Barat (ULMWP). Acara KTT yang digelar pada tanggal 23-24 Agustus menjadi panggung diskusi seputar keanggotaan ULMWP dalam forum ini.

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) dengan tegas menegaskan bahwa ULMWP telah menyalahgunakan panggung forum MSG untuk membenarkan tindakan kekerasan yang telah dijalankan oleh kelompok yang terkait dengan organisasi tersebut. Aksi-aksi kejahatan yang termasuk penyanderaan, pembakaran sekolah, dan bahkan pembunuhan terhadap Orang Asli Papua dianggap telah dilakukan oleh kelompok tersebut. Pernyataan resmi Kemlu RI yang dikeluarkan pada hari Sabtu (26/8) menguatkan pandangan ini.

Baca Juga: Pesawat Latihan Militer di Australia Jatuh, 3 Marinir AS Tewas

Delegasi Indonesia dalam acara KTT tersebut bahkan mengambil langkah drastis dengan meninggalkan sidang saat Benny Wenda akan memberikan pidatonya. Dalam hal ini, Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Pahala Mansury, memimpin delegasi negara.

Dalam konteks ini, tindakan “walk out” ini dianggap sebagai sikap penolakan yang tegas dan dramatis. Sebagai bagian dari praktik diplomasi, langkah seperti ini digunakan untuk menunjukkan penentangan atas suatu masalah dengan cara yang mencolok.

Kemlu RI menjelaskan, “Delegasi RI telah mengambil langkah-langkah yang umum dalam dunia diplomasi untuk mengekspresikan penolakan tersebut, termasuk meninggalkan ruangan ketika ULMWP menyampaikan narasi bohong tentang situasi di Papua.”

Melanesian Spearhead Group terdiri dari lima anggota, yaitu Papua Nugini, Fiji, Kepulauan Solomon, Vanuatu, dan Front De Liberational De Nationale Kanak Et Solcialiste (FLNKS) dari New Caledonia. Indonesia menjadi anggota terkait dalam forum ini sejak tahun 2015, mengingat populasi Melanesia yang signifikan di negara ini.

Baca Juga: Topan Saola Akan Terjang China, Otoritas Tengah Bersiap

Sementara itu, ULMWP memiliki status sebagai pemantau dalam MSG, dan telah berusaha untuk menjadi anggota penuh dalam kelompok tersebut. Namun, dalam Komunike Bersama yang diterbitkan pada 24 Agustus 2023, para pemimpin negara-negara anggota MSG secara jelas menyatakan bahwa ULMWP tidak memenuhi kriteria yang diperlukan untuk bergabung dalam forum ini.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan