JABAR EKSPRES – Kedutaan Besar Amerika Serikat di Belarus telah mengeluarkan pernyataan mendesak kepada warganya untuk segera meninggalkan wilayah tersebut. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap perkembangan terbaru terkait invasi Rusia di Ukraina yang semakin meningkat.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis pada Selasa (22/8), Kedubes AS memperingatkan bahwa warga AS yang masih berada di Belarus agar segera mempertimbangkan opsi untuk meninggalkan negara melalui perbatasan dengan Lithuania dan Latvia, atau menggunakan transportasi udara. Pernyataan ini menggarisbawahi urgensi situasi dan ketidakpastian yang berkaitan dengan invasi Rusia di Ukraina.
Pemerintah AS juga menegaskan bahwa jalur darat dari Belarus menuju Polandia tidak boleh dilalui oleh warga AS. Selain itu, mereka diberitahu untuk tidak melakukan perjalanan ke Rusia atau Ukraina.
Baca Juga: Grup Militer Wagner Unggah Pesan dari Afrika, Klaim Telah Membuat Rusia Lebih Besar dan Melecehkan ISIS Hingga Al-Qaeda
Perlu ditekankan bahwa warga AS yang sedang berada di luar Belarus juga diminta untuk tidak berusaha masuk ke wilayah tersebut. Hal ini didasarkan pada berbagai ancaman dan risiko yang meliputi potensi konflik bersenjata, tindakan sewenang-wenang oleh otoritas Belarus, potensi kerusuhan, serta kemungkinan penahanan.
Kedubes AS di Minsk mengeluarkan pernyataan ini setelah memantau berbagai perkembangan terkait Belarus dan konflik di Ukraina. Di antara perkembangan tersebut, penutupan dua jalur perlintasan perbatasan oleh pemerintah Lithuania menjadi sorotan utama. Jalur tersebut adalah Tverecius/Vidzy dan Sumskas/Losha.
Baca Juga: 18 Mayat Korban Kebakaran Hutan Ditemukan di Perbatasan Turki
Lebih lanjut, pemerintah Amerika Serikat juga mencatat pernyataan dari Polandia, Lithuania, dan Latvia yang mengindikasikan potensi penutupan lebih banyak jalur perbatasan di masa mendatang. Langkah ini diambil sebagai langkah pencegahan dalam menghadapi ketidakpastian regional yang semakin meningkat.
Ketegangan di Belarus semakin meningkat, terutama setelah pemerintah Belarus mencapai kesepakatan dengan Rusia terkait pasukan tentara bayaran Wagner Group. Kesepakatan ini terjadi setelah Wagner Group terlibat dalam upaya pemberontakan pada Juni lalu, yang kemudian gagal. Rusia berjanji untuk tidak mengadili Yevgeny Prigozhin, tokoh utama Wagner Group, jika ia bersedia pindah ke Belarus.