Doa Saat Ditimpa Kesedihan, Agar Tidak Dimanfaatkan Setan

JABAR EKSPRES – Ketika seseorang sedang sedih, maka berbagai ekspresi berbeda bisa ditunjukkan. Ada yang marah, mengamuk, menangis seharian, merusak, melempar-lempar barang dan banyak lagi lainnya. Sebaiknya saat sedang merasakan kesedihan, kita tetap meminta pertolongan pada Allah dengan cara berdoa.

Hal ini agar rasa kesedihan yang menghinggapi hati kita tidak bisa dimanfaatkan oleh setan dengan melakukan berbagai hal yang merugikan. Karenanya doa saat sedang tertimpa kesedihan ini sangat harus kita hafalkan.

Rasa sedih merupakan karunia dari Allah, dari rasa sedih ini manusia akan belajar untuk bersabar dan ikhlas. Berlawanan dengan rasa bahagia, yang bisa memberikan pelajaran untuk bersyukur.

Allah berfirman,

وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

“Wahai manusia, Kami akan menguji kalian dengan kesempitan dan kenikmatan, untuk menguji iman kalian. Dan hanya kepada Kamilah kalian akan kembali.” (QS. Al-Anbiya: 35)

Baca juga : Doa Saat Sedang Galau dan Meminta Solusi untuk Menyelesaikan Masalah

Dengan begitu, merasakan kesedihan juga merupakan bagian dari takdir Allah. Tinggal bagaimana kita mengatasinya. Apakah dengan mengikuti tuntunan yang diajarkan Rosulullah atau mengikuti nafsu yang memenuhi kepala kita.

Karena sesungguhnya tidak ada yang tercela dari rasa sedih, karena sedih adalah naluri manusia, semisal karena musibah yang baru saja menimpa atau karena terluput darinya kebaikan atau terjatuh dalam kemaksiatan.

Dengan terus mambaca doa saat kesedihan datang, maka kita akan terhindar dari rasa penyesalan yang berlarut-larut. Dan Allah mengingkan hambanya agar tidak berputus asa terhadap rahmat Allah.

Dilansir dari muslimafiyah, salah satu obat manjur untuk menghilangkan kesedihan adalah dengan berdoa dan mengadu kepada Allah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengajarkan sebuah doa yang sangat lengkap untuk menghilangkan kesedihan (tentang sesuatu yang sudah atau sedang terjadi) dan kegalauan (tentang sesuatu yang belum terjadi), yaitu:

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ،أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّيْ

“Ya Allah, sungguh aku adalah hamba-Mu, anak hamba (laki-laki)-Mu, anak hamba (perempuan)-Mu, ubun-ubunku di tangan-Mu, telah lewat bagiku hukum-Mu, keadilan takdir-Mu bagiku. Aku meminta kepada-Mu dengan semua nama yang Engkau miliki, yang Engkau namakan diri-Mu sendiri, atau Engkau ajarkan kepada seorang dari hamba-Mu, atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau yang Engkau khususkan dalam ilmu gaib di sisi-Mu, agar Engkau jadikan al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya dadaku, pelapang kesedihanku, dan penghilang kegalauanku.” (HR. Ahmad dalam Al-Musnad 1: 391 dinyatakan sahih oleh Syekh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah no. 198)

Tinggalkan Balasan