JABAR EKSPRES – Di Pontianak sedang viral seorang pemuda yang membuka jasa curhat berbayar dengan tarif antara Rp50 Ribu sampai Rp200 Ribu per dua jamnya.
Pemuda bernama Tommy Utama Putra (33) tersebut terinspirasi membuka jasa curhat berbayar itu, lantaran banyak orang yang sangat membutuhkan pendengar namun sulit untuk menemukan pendengar yang baik.
Karenanya dia memiliki ide untuk membuka jasa curhat berbayar tersebut agar orang bisa lebih leluasa menceritakan permasalahannya meski tidak bisa memberikan pemercahannya.
Selama ini Tommy mengaku sudah biasa mendengar curhatan teman-temannya termasuk juga teman-teman virtual di sosial media, yang bahkan tidak dikenalnya sama sekali. Namun baru memasang tarif pada awal Agustus ini untuk membatasi klien dan supaya tidak timbul suatu permasalahan.
Hebatnya Tommy tidak mematok bayarannya, dia hanya memberikan kisaran tarif antara Rp50 ribu sampai Rp200 ribu untuk sekali curhat dengan durasi waktu selama kurang lebih 2 jam. Dan pendapatannya dari jasa curhat tersebut disebutkan Tommy akan disumbangkan.
Baca juga :Pertemuan Anies – AHY dengan Para Milenial Jadi Ajang Ngobrol Sambil Curhat
Meski banyak menginspirasi orang lain untuk membuka jasa yang sama, namun ternyata menjadi pendengar yang baik dan bisa memuaskan klien yang curhat tidak semudah dibayangkan.
Orang cenderung malas mendengarkan masalah orang lain disaat dia sendiri memiliki masalah, atau kadang susah memberikan respon seperti apa yang diinginkan klien. Karenanya, perlu mengetahui bagaimana caranya untuk bisa menjadi pendengar yang baik.
Keterampilan mendengarkan yang baik merupakan elemen penting dalam komunikasi yang efektif. Menjadi pendengar yang baik bukan hanya tentang mendengarkan kata-kata yang diucapkan, tetapi juga memahami, merespons, dan memberikan perhatian penuh pada klien.
Berikut ada tujuh tips praktis untuk menjadi pendengar yang baik dan bisa memuaskan klien.
1. Berikan Perhatian Penuh
Saat berkomunikasi dengan orang lain, berikan perhatian penuh pada pembicara. Hindari gangguan, seperti memeriksa ponsel atau memikirkan hal-hal lain. Contoh: Saat klien berbicara tentang pengalaman mereka, matikan ponsel dan fokuskan pandangan serta perhatian pada mereka.