Hubungan Jarak Jauh Diduga Jadi Pemicu Skandal ASN di Banjar, Psikolog Beberkan Penyebab Perselingkuhan

JABAR EKSPRES – Psikolog Klinis Ahli Pratama Lufita Tria Harisa M.Psi membeberkan faktor-faktor umum munculnya perlaku perselingkuhan. Berdasarkan perspektif Big Five Model of Personality Traits yaitu disebabkan oleh kontrol diri yang buruk, keegoisan, kemarahan, kebosanan dan attention seeking (mencari perhatian).

Namun demikian kata dia, jatuhnya individu pada perilaku perselingkuhan memerlukan pemahaman mendalam mengenai bagaimana dinamika kepribadian terbentuk dan proses pembelajaran individu terhadap fenomena perselingkuhan yang diamati.

“Misalnya pernah menyaksikan perselingkuhan dari orang-orang sekitarnya, mempelajari alasan mereka berselingkuh, mempelajari bagaimana cara berselingkuh dan bagaimana membenarkan tindakan mereka. Hal-hal tersebut dapat memperkuat risiko seseorang untuk memutuskan berselingkuh dan membenarkan perselingkuhan yang telah terjadi,” ujar Psikolog Lufita Tria Harisa M.Psi Minggu 15 Oktober 2023.

“Selain itu, faktor minimnya kesadaran individu terhadap kebutuhan serta cara mengutarakan kasih sayang terhadap pasangan juga dapat menjembatani terjadinya perselingkuhan,” sambung Lufita Tria Harisa.

Lufita Tria Harisa menjelaskan dari sudut perspektif The Five Love Languages. Dimana individu akan merasa dicintai jika dia diperlakukan oleh pasangan dengan salah satu atau lebih dari bahasa cinta.

“Seperti, mendengar kata-kata puitis, pujian, respon bangga, apresiasi lewat bahasa dari pasangan, Quality time meluangkan waktu dan perhatian yang tidak terbagi dengan hal lain. diberi bantuan, dilayani, berbagi peran dan dapat melakukan berbagai hal secara bersama-sama. Kemudian diberi hadiah yang disenangi, dan diberi sentuhan, kehangatan kelembutan secara fisik yang menimbulkan kesenangan,” katanya.

Pasangan, satu sama lain harus memahami bagaimana ia ingin dicintai dan bagaimana pasangannya ingin dicintai. Saat salah satu individu tidak dapat memahami kebutuhan pasangannya, maka bentuk perhatian yang diberikan mungkin tidak dinilai sebagai bentuk cinta oleh pasangannya, karena pasangan tersebut ingin dicintai dengan cara lain.

Misalnya individu menunjukkan cinta dengan memberi hadiah dan materi yang berlimpah, tetapi sebetulnya pasangannya merasa dicintai jika ia diberikan Quality Time. Ditambah dengan keegoisan dan ketidakpekaan, maka hal tersebut menghalangi seseorang mendapatkan cinta yang diinginkannya. Jika ini berlangsung lama, maka akan berisiko memunculkan perasaan negatif yang akut seperti kemarahan, kebosanan, ingin mencari perhatian dari pihak luar dan sebagainya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan