PBB: Bukan Lagi Global Warming, Bumi Masuk Era Global Boiling!

JABAR EKSPRES- Sekretaris Jenderal PBB António Guterres minggu ini dalam pidatonya di markas besar PBB di New York pada hari Kamis bumi memasuki era global boiling.

Setiap hari dari 3 hingga 6 Juli mencatat rekor hari terpanas di Bumi diakibatkan kebakaran hutan yang telah melanda Kanada dan 10 negara di sekitar Mediterania serta Gelombang panas meliputi sebagian besar Amerika Utara, Eropa, dan Asia.

Organisasi Meteorologi Dunia dan Copernicus, badan pengamatan iklim Uni Eropa, mengumumkan bahwa Juli “sangat mungkin” menjadi bulan terpanas yang pernah tercatat.

“Era global warming  telah berakhir” era global boiling  telah tiba,” kata Sekretaris Jenderal PBB António Guterres  dalam pidatonya di markas besar PBB di New York.

Baca juga: Kebakaran Hutan Eropa dan Amerika Bisa Berdampak Bahaya untuk Tahun-Tahun ke Depan

Bulan terpanas sebelumnya terjadi pada Juli 2019, dengan suhu udara permukaan rata-rata 61,9 derajat Fahrenheit secara global. Tahun ini, rata-rata 23 hari pertama bulan ini mencapai 62,5 derajat Fahrenheit. Suhu permukaan laut tetap pada tingkat tertinggi sejak April, yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Beberapa wilayah mengalami suhu ekstrem seperti kota gurun Sanbao di Cina yang mencapai 126 derajat Fahrenheit dan kota Sardinia di Italia dengan suhu 118 derajat Fahrenheit. Kota Phoenix juga mencatat suhu 110 derajat Fahrenheit selama 30 hari berturut-turut.

Baca juga: Kebakaran Hutan di Kanada Telah Merembet Hingga Perbatasan Amerika Serikat, Ratusan Hektare Dilahap si Jago Merah!

Presiden Biden telah menginstruksikan Departemen Tenaga Kerja untuk mengeluarkan Peringatan Bahaya panas, yang merupakan langkah pertama dalam melindungi pekerja dari risiko penyakit atau cedera akibat panas. Inspeksi juga akan ditingkatkan di industri konstruksi dan pertanian yang rentan terhadap bahaya panas. Badan tersebut juga sedang mengerjakan standar nasional untuk aturan keselamatan panas di tempat kerja.

Penelitian menunjukkan bahwa suhu ekstrem ini hampir tidak mungkin terjadi tanpa campur tangan manusia dalam bentuk emisi gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil. Peristiwa El Niño juga berperan, tetapi emisi manusia adalah pendorong utama kenaikan suhu. Para ahli iklim menekankan pentingnya mengurangi emisi gas rumah kaca untuk mengatasi masalah pemanasan global ini.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan