Hari Hepatitis Sedunia Jatuh pada 28 Juli, Akademisi Minta Langkah Pengendalian Melalui UU Kesehatan

JABAR EKSPRES – Undang Undang (UU) Kesehatan menjadi sorotan sejumlah pihak termasuk akademisi atau Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, Prof Tjandra Yoga Aditama. Ia juga menilai soal pentingnya pengendalian penyakit hepatitis di Indonesia.

Sehingga, akademisi Tjandra Yoga Aditama meminta agar penanganan penyakit hepatitis bisa dilakukan melalui implementasi UU Kesehatan. Menurutnya hal tersebut perlu disegerakan.

Terlebih, UU Kesehatan baru disahkan. Sementara itu, hepatitis merupakan salah satu penyakit yang mengancam masyarakat Indonesia.

BACA JUGA: Damkar Evakuasi Dua Monyet Hepatitis yang Gigit Anak di Bekasi

“Tentu perlu disegerakan aturan yang lebih rinci untuk pelaksanaan dalam peraturan pemerintah yang akan disusun untuk mengimplementasikan UU Kesehatan di lapangan,” kata Tjandra Yoga Aditama saat dikonfirmasi terkait Hari Hepatitis Sedunia 2023 di Jakarta, dikutip JabarEkspres com dari Antara News pada Jumat, 28 Juli 2023.

Lebih lanjut, Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa salah satu poin penting yang memerlukan intervensi pemerintah lewat UU Kesehatan berkaitan dengan pengobatan pasien hepatitis C menggunakan direcy acting antivirus (DAA).

BACA JUGA: Dari 14 Kasus, Hepatitis Misterius Paling Banyak Menyerang Usia Balita

Pengobatan DAA yang dimulai sejak 2017 masih dihadapkan pada tantangan, karena ketersediaan obat yang belum sepenuhnya terjamin di Indonesia, kata Tjandra.

Untuk pencegahan penularan dari ibu dengan HBsAg (+) ke bayi, kata Tjandra, disediakan Hepatitis B Immune Globulin (HBlg), vaksinasi Hepatitis B 1 sampai 3, dan mulai tahun 2023, diberikan pengobatan pencegahan dengan obat Tenofovir.

Kemudian, Tjandra Yoga Aditama yang juga mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu mengemukakan pemerintah perlu meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hepatitis.

Selain itu, kata Tjandra, akses terhadap layanan kesehatan komprehensif mulai dari pencegahan, skrining, testing, pengobatan, dan pemantauan pengobatan juga masih perlu ditingkatkan.

“Saat ini perlu disediakan porsi yang cukup dalam transformasi kesehatan untuk pengendalian hepatitis,” katanya.

Ia juga mengatakan hepatitis disebabkan oleh virus dan dapat dibedakan menjadi hepatitis A yang menular melalui makanan atau minuman terkontaminasi dan biasanya bersifat ringan.

Hepatitis B dan C menular melalui darah, cairan tubuh atau seks tanpa pengaman dan dapat menyebabkan penyakit hati kronik. Vaksinasi tersedia untuk mencegah hepatitis A dan B, kata Tjandra.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan