Hari Hepatitis Sedunia Jatuh pada 28 Juli, Akademisi Minta Langkah Pengendalian Melalui UU Kesehatan

Tjandra mengatakan beban Hepatitis B di Indonesia hingga 2013 dilaporkan berkisar 7,1 persen atau setara 18 juta orang penderita. Hepatitis C sebesar 1 persen atau setara 2,5 juta orang penderita.

“Sirosis hepatitis setidaknya sebesar 175.211 kasus yang berhubungan dengan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 2022,” katanya.

Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit dan mantan Kabalitbangkes Kemenkes RI itu melaporkan kasus Hepatitis B yang sudah diobati pada 2019–2021 mencapai 81.299 pasien.

Sebagai informasi cakupan hepatitis B pada kelompok ibu hamil di tahun 2022 mencapai 3.254.139 pasien.

“Cakupan Hepatitis C dari 2017 hingga Juni 2023, telah dilakukan 858.465 tes anti-HCV dimana ditemukan 35.286 anti-HCV positif, 11.553 viral load terdeteksi dan 9.527 yang diobati,” katanya.

Perlu diketahui bahwa tanggal 28 Juli adalah Hari Hepatitis Sedunia yang diperingati masyarakat internasional setiap tahun, ditetapkan berdasar Sidang Majelis Kesehatan Sedunia (World Health Assembly/WHA) ke-63 pada Mei 2010.

28 Juli juga menjadi hari lahir dari tokoh penemu virus sekaligus pengembang vaksin hepatitis B, yaitu Baruch Samuel Blumberg.

Tema Hari Hepatitis Sedunia tahun ini yang dipilih WHO adalah One Life, One Liver. Sedangkan tema di Indonesia “Segerakan Tes dan Obati, Hepatitis Tidak Menunggu”.

Namun hingga saat ini belum ada tanggapan dari pemerintah melalui Kementerian Kesehatan atau Kemenkes mengenai hal tersebut. (*)

Tinggalkan Balasan