Pemancing di Curug Orok Kabupaten Bandung Barat Hilang Secara Misterius!

JABAR EKSPRES, BANDUNG BARAT – Heri (52) warga Kampung Cikandang, Desa Cimareme, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) dikabarkan menghilang secara misterius.

Heri yang bekerja sebagai seorang petani itu, dikabarkan menghilang di Curug Orok, di Kampung Curug Orok, Desa Cimareme, Kecamatan Ngamprah, KBB, pada Kamis 21 Juli 2023 kemarin.

Tetangga korban, Ade Suherman (58) menyebut, seorang warga sempat melihat Heri tengah memancing di Curug Orok. Namun, setelah dicek ke lokasi, Heri tak ditemukan.

“Ada warga yang melihat bahwa yang bersangkutan pada Kamis siang pakai topi mancing di Curug Orok. Setelah dicek di lokasi biasanya sedang mancing, ini enggak ada,” ujar Ade kepada wartawan JabarEkspres.com pada Jumat, 21 Juli 2023.

Sehari-hari, Heri biasa beristirahat di sebuah saung tak jauh dari lokasi Curug Orok, Ia biasa diantarkan makan siang oleh istrinya di gubuk tempat peristirahatannya.

Baca juga: Ridwan Kamil Luncurkan Bus Rapid Transit Tujuan LRT Jabodebek, Trans Pakuan Salah Satunya!

Namun, tak seperti biasanya, Heri siang itu tidak berada di gubuk. Sang istri seketika mencari suaminya yang tak berada di saung tempatnya biasa beristirahat.

“Langsung dicek ke Curug Orok tapi tidak ada. Hanya ada pancingannya aja sama topi yang biasa dipakai,” pungkas Ade.

Hilangnya petani di Curug Orok itu kemudian dilaporkan kepada petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung Barat untuk melakukan pencarian.

Petugas BPBD Bandung Barat, Rudi Wibiksana mengatakan, melihat dari hasil investigasi sementara, Heri diduga hilang tenggelam di Curug Orok.

Dugaan itu berdasar dari adanya barang bukti berupa topi yang mengambang di perairan dan adanya jejak kaki terpeleset di sekitar lokasi kejadian.

“Kita baru dapat laporan itu jam 3 sore. Informasinya, ada orang tenggelam dan langsung dilakukan pencarian,” ujar Rudi.

Pencarian dugaan korban tenggelam itu dilakukan dengan cara manual dan menggunakan alat seadanya berupa tali tambang. Petugas mendapati beberapa hambatan sehingga harus berkoordinasi dengan tim SAR.

“Kesulitannya pertama enggak ada saksi mata. Kemudian kalau pencarian itu sulit karena airnya berwarna hitam pekan karena limbah, kemudian lumpurnya juga dalam. Kedalaman airnya 2-3 meter. Kita akan koordinasi dengan Tim Sar gabungan,” tukas Rudi. (Mg5)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan