JABAR EKSPRES – Dua sekolah dasar negeri di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mengalami penurunan peserta didik baru meskipun telah memberikan fasilitas seragam gratis dan uang tabungan. SDN 1 Setono hanya memiliki satu murid baru tahun ini, sedangkan SDN Jalen sama sekali tidak mendapatkan murid baru.
Baca Juga: Beasiswa Pendidikan Semen Andalas di Aceh Besar
Kepala SDN 1 Setono, Prayitno, menyatakan bahwa penurunan minat ini telah terjadi beberapa tahun terakhir. Ia menduga faktor penyebabnya bukanlah jumlah calon siswa yang sedikit, tetapi lebih dipengaruhi oleh adanya madrasah ibtidaiah (MI plus) dan orientasi orang tua yang cenderung memilih sekolah berbasis agama. Wilayah SD Setono hanya memiliki satu dukuh di sisi timur, sementara siswa dari sisi barat telah masuk ke MI dan dari sisi utara telah masuk ke wilayah Desa Japan di Kecamatan Babadan.
“Tahun lalu (SD) kami ada lima anak (murid baru) yang mendaftar, tahun ini bahkan hanya satu,” kata Kepala SDN 1 Setono Prayitno. Dikutip Jabar Ekspres dari Antaranews.
Meskipun hanya memiliki satu murid baru, SDN 1 Setono tetap memberikan pendidikan kepada murid tersebut. Pihak sekolah juga masih membuka pendaftaran secara tatap muka dengan harapan mendapatkan murid baru yang lebih banyak pada tahun depan. Promosi lebih lanjut perlu dilakukan untuk mendapatkan jumlah murid yang diharapkan.
SDN Jalen menghadapi situasi yang lebih buruk dengan tidak mendapatkan murid baru sama sekali. Sekolah telah menawarkan fasilitas seragam gratis dan uang tabungan sebesar Rp150 ribu per bulan. Meskipun ada dua murid yang mendaftar, mereka tidak melanjutkan karena tidak ada teman sekelas lainnya. Keadaan ini sudah terjadi beberapa tahun terakhir, dengan hanya satu murid pada tahun lalu dan tiga murid pada tahun sebelumnya.
Menurut Kepala SDN Jalen, Dedy Adi Nugroho, ada beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya minat terhadap SD tersebut. Salah satunya adalah adanya sekolah swasta di desa yang telah berdiri selama lima tahun. Jumlah murid di SDN Jalen terpencar dengan beberapa kelas yang kosong. Pihak sekolah telah memberikan berbagai fasilitas termasuk seragam gratis, uang pembelian LKS sebesar Rp100 ribu, dan tabungan sebesar Rp150 ribu setiap bulannya.