Sejarah MPLS yang Ternyata Berawal dari Zaman Penjajahan Belanda

JABAR EKSPRES – Siapa yang sangka bahwa Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) ternyata sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda? Sejarah MPLS juga dikenal dengan sebutan Masa Orientasi Siswa (MOS).

Jadi, buat kamu yang baru masuk sekolah menengah atau atas, pasti nggak asing dengan kegiatan ini. MPLS atau MOS itu sebenarnya erat kaitannya dengan perpeloncoan atau plonco, lho! Unik banget, ya?

Kalau mau tahu sejarah MPLS, MOS, atau plonco, nih, berikut ceritanya.

Baca Juga: SMA Negeri 1 Tapa Gorontalo, Mencoba Sistem Sekolah 5 Hari!

Dulu Disebut PLONCO Sekarang Jadi MPLS

Menurut buku Bunga Rampai dari Sejarah Volume 2, penulisnya, Mohammad Roem, mengisahkan pengalamannya saat dipelonco saat masuk STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) pada tahun 1924. Nah, katanya sih, plonco itu bertujuan untuk membuat para siswa baru menjadi lebih matang.

Waktu itu, plonco atau ontgroening dalam bahasa Belanda, artinya “hijau”. Jadi, siswa baru dianggap seperti warna hijau, dan plonco bertujuan untuk menghilangkan “hijau” itu.

Siswa baru harus diberikan perlakuan tertentu agar dalam waktu singkat bisa tumbuh menjadi dewasa dan kenal dengan teman-teman di STOVIA. Ternyata, plonco sudah dilakukan bertahun-tahun, tapi nggak ada cerita yang berlebihan karena pengawasannya cukup ketat.

Seiring berjalannya waktu, kata perploncoan ini muncul dari kata “pelonco” yang artinya kepala gundul. Rupanya, penggundulan kepala ini pertama kali dilakukan saat pendudukan Jepang.

MPLS Waktu Jaman Jepang

Oh iya, pas masa pendudukan Jepang, MPLS masih terus dilakukan, lho! Rahardjo Darmanto Djojodibroto dalam bukunya, Tradisi Kehidupan Akademik, ada nih seorang mantan mahasiswa Ika Daigaku (Sekolah Kedokteran) yang nggak disebutkan namanya. Dia bilang kalau kata perploncoan digunakan sebagai pengganti ontgroening.

Baca Juga: Telkom Melalui Pijar Akselerasikan Digitalisasi Proses Belajar Bagi Generasi Muda

Berdasarkan buku itu, kata perploncoan itu berasal dari kata “pelonco” yang artinya kepala gundul. Dulu, cuma anak kecil yang digunduli kepala, jadi kata plonco itu mengandung arti seseorang yang belum tahu banyak tentang kehidupan masyarakat dan dianggap belum dewasa. Makanya, diperlukan berbagai petunjuk supaya mereka siap menghadapi masa depan.

Tinggalkan Balasan