JABAR EKSPRES – Permasalahan macet di Kota Bandung tak terlepas dari kepemilikan kendaraan yang hampir satu banding satu dengan jumlah penduduk saat ini. Selain itu, transportasi publik yang tersedia pun nyata belum mampu memikat masyarakat Kota Kembang untuk beralih menggunakan angkutan massal.
Dalam hal ini, terdapat beberapa alasan mengapa masyarakat Kota Bandung cenderung “malas” menggunakan transportasi publik. Poin pertama yakni kurangnya trayek yang dilalui oleh angkutan massal tersebut.
Menurut warga asal Panghegar, Aini Nur Azizah (27) menuturkan, penggunaan kendaraan pribadi jauh lebih efisian ketimbang transportasi publik. Terlebih, wilayahnya tak dilalui satupun trayek angkutan kota.
“Dulu memang ada, Penghegar – Dipatiukur. Cuman sekarang angkot itu hanya sampai Cisaranten Kulon, jadi gak ada angkot kesini. Jadi karena udah kebiasaan pakai kendaraan pribadi, kurang tertarik aja pakai angkot kaya gitu,” ujarnya kepada Jabar Ekspres, Kamis (16/5).
Poin kedua yakni terkait estimasi waktu yang jauh lebih lama apabila menggunakan transportasi publik. Menurut Elis, terdapat perbedaan 30 menit hingga 1 jam apabila dirinya menggunakan angkutan umum.
“Angkot ini kan muter, belum lagi ngetem, jadi kalau ada yang gak bisa nganter, minimal saya berangkat kerja harus 1 jam lebih awal. Takut telat soalnya,” katanya
Selain itu, sarana prasarana penunjang menjadi salah satu hal yang mengakibatkan dirinya enggan menggunakan transportasi publik.
“Buat keseharian kerja enggak bisa kayanya. Soalnya kan kadang ada angkot yang gak nyaman, damri pun gak ada jadwal tetapnya. Belum lagi suka bingung nunggunya, halte gak ada,” ungkapnya
Disisi lain, pengguna transportasi publik, Ilmi mengaku tengah menunggu perealisasian yang dijanjikan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terkait wacana pemenuhan angkutan masal. Menurutnya, Bandung sangat tertinggal terkait transportasi publik.
“Semoga cepet direalisasikan yah, katanya bakal ada bus kaya busway, terus bakal ada kereta lokal juga, semoga gak hanya janji. Apalagi sekarang pilihan transportasi cuman angkot doang,” pungkasnya (dam)