Kapan Badai Matahari 2023 akan Terjadi?

JABAR EKSPRES – Kapan Fenomena Badai Matahari 2023 terjadi? Di perkirakan fenomena ini akan terjadi pada Kamis (17/7/23).

Badai matahari ini dapat memberikan kesempatan bagi sejumlah negara bagian di Amerika Serikat (AS) untuk menyaksikan keindahan aurora borealis.

Menurut para ilmuwan dari Institut Geofisika di University of Alaska di Fairbanks. Aurora borealis di perkirakan akan terlihat di 17 negara bagian AS.

Termasuk Alaska, Oregon, Washington, Idaho, Montana, Wyoming, Dakota Utara, Dakota Selatan, Minnesota, Wisconsin, Michigan, New York, New Hampshire, Vermont, Indiana, Maine, dan Maryland.

Tradisionalnya, aurora borealis atau Northern Lights hanya terlihat di wilayah-wilayah seperti Alaska, Kanada, dan Skandinavia.

Baca juga : Badai Matahari Sebabkan Kiamat Internet 2025? Ini Faktanya!

Namun, kali ini, fenomena langka ini dapat di lihat di daerah yang lebih selatan karena siklus Matahari 11 tahunan yang di perkirakan mencapai puncaknya pada tahun 2024.

Beberapa bulan yang lalu, aurora borealis juga terlihat di Arizona. Hal ini merupakan tanda dari badai geomagnetik parah ketiga sejak di mulainya siklus Matahari pada tahun 2019.

Meskipun siklus 11 tahunan ini dapat memicu meningkatnya aktivitas Badai Matahari. Yang secara teoretis dapat berdampak pada infrastruktur teknologi seperti internet, perlu di tegaskan bahwa kekhawatiran akan kiamat internet tersebut tidak berdasar.

Salah satu penelitian yang diluncurkan pada tahun 2021 dengan judul “Solar Superstorms: Planning Internet Apocalypse”. Memprediksi kemungkinan adanya badai Matahari besar yang dapat merusak kabel-kabel internet, terutama yang terletak di bawah laut.

Belakangan ini, beredar informasi yang salah berdasarkan peringatan dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

Semakin memperkuat rumor tentang kemungkinan kiamat internet di masa depan.

Berita dan unggahan media sosial menyebarkan klaim tentang adanya badai Matahari yang akan menyebabkan pemadaman internet global dalam dekade mendatang.

Klaim tersebut juga mengaitkan Parker Solar Probe milik NASA, wahana antariksa yang diluncurkan pada tahun 2018 untuk mempelajari Matahari dan cuaca antariksa. Dengan penyelamatan internet Bumi dari “kematian akibat badai Matahari“.

Baca juga : Penemuan Lamprey di Air Tawar, Belut Penghisap Darah asal Australia

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan