JABAR EKSPRES – Dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur pasif telekomunikasi di Kota Bandung, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menggandeng pihak swasta untuk bekerjasama.
Pemkot Bandung terus masif untuk membangun infrastruktur telekomunikasi bawah tanah atau ducting dan penertiban kabel di sejumlah wilayah Kota Bandung.
Berdasarkan PP No. 46 Tahun 2021 tentang Postelsiar, infrastruktur pasif telekomunikasi merupakan bangunan di atas dan bawah tanah sebagai sarana penunjang menempatkan perangkat telekomunikasi. Beberapa contoh diantaranya adalah gorong-gorong (ducting), lubang kabel (manhole), terowongan (tunnel), menara, dan tiang.
BACA JUGA: PAD Kota Bandung Tahun 2022 Tembus Angka Rp2 Triliun
Oleh karenanya, Pemkot Bandung bersama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Bandung Infra Investama (PT BII) menggelar Forum Group Discussion (FGD) tentang penyelenggaraan infrastruktur pasif telekomunikasi bersama pelaku usaha di bidang telekomunikasi.
Pada diskusi itu, Ema Sumarna selaku Plh Wali Kota Bandung mengucapkan bahwa keberhasilan dari pasif komunikasi ini adalah tergantung pihak yang memegang kepentingan. Maka dari itu, Pemkot Bandung akan membangun kesepakatan dan kesepahaman bersama stakeholder.
Pembangunan PT BII untuk menggenjot infrastruktur kota pada tahun 2017 oleh Pemkot Bandung diharapkan dapat menghadirkan kota unggul dan nyaman. Hal ini tertuang dalam Perwal Kota Bandung No. 363 Tahun 2018 tentang PT BII dipilih Pemkot Bandung untuk mengerjakan proyek infrastruktur telekomunikasi di bawah tanah ini.
BACA JUGA: Pemkot Bandung Kaji Parkir Berlangganan, Pendapatan Retribusi Bakal Naik 1000 Persen
Setelah FGD ini, Ema Sumarna berharap semua pihak dapat berakselerasi untuk percepatan pasif telekomunikasi di Kota Bandung.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bandung Infra Investama (PT BII), Asep Wawan Dharmawan berharap bahwa mereka sebagai salah satu BUMD Kota Bandung dapat mendukung pembangunan infrastruktur di Kota Bandung, baik pengembangan kawasan, telekomunikasi, maupun transportasi.
Selain itu, pembangunan infrastruktur pasif telekomunikasi ini dapat mendukung Kota Bandung menjadi smart city dengan kolaborasi semua stakeholder yang terkait.
“Dengan kolaborasi, aspek kenyamanan dan estetika kota dapat didukung dan dipercepat. Kami sangat mengunggu masukan kritik dan saran,” harapnya. (*)
BACA JUGA: Proyek BRT Bandung Raya Dapat Lampu Hijau dari Pemkot Bandung