Ketua MUI Sebut Idul Adha Menjadi Momen Teladan Ketaatan dan Pengorbanan

JABAR EKSPRES – Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kader Abdullah Jaidi mengatakan bahwa memperingati Idul Adha merupakan dorongan untuk meneladani ketundukan dan pengorbanan kepada Allah.

Saat itu, katanya, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail. Nabi Ibrahim pun menyetujui perintah tersebut.

“Padahal, istrinya sudah lama tidak dikaruniai anak sehingga anak itulah yang didambakan selama puluhan tahun. Meski demikian, Nabi Ibrahim AS tetap menyatakan kesediaannya untuk melaksanakan perintah tersebut,” kata Jaidi mengutip dari Antara, Kamis (29/6)

Ketua Dewan Syura al-Irsyad al-Islamiyah tersebut mengatakan bahwa kesediaan Nabi Ibrahim tersebut disampaikan kepada Nabi Ismail dan dilakukan tanpa paksaan. Nabi Ismail memahami bahwa perintah untuk menyembelih dirinya berasal dari Allah.

BACA JUGA : Sebanak 800 WNI yang Berada di Qatar Laksanakan Salat Idul Adha di Doha

Bahkan, lanjutnya, Nabi Ismail mendorong Nabi Ibrahim untuk mengorbankan dirinya.

“Tolong, jika Allah menghendaki, saya mohon agar Allah Subanav Wa Tala menguatkan hati saya dalam ujian ini,” kata Abdullah Jaidi

Menurut Jaidi, Ibrahim dan Ismail sangat patuh ketika pertama kali diminta untuk berkorban kepada Allah. Kedua nabi Allah tersebut menjawab, “Samina wa Athona.” Artinya, kami mendengar dan bertindak.

“Kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS merupakan contoh pengorbanan secara fisik, sedangkan makna pengorbanan yang tersirat adalah mewujudkan rasa tawakkal,” jelasnya.

Jaidi mengatakan, kurban merupakan simbol bahwa hidup ini penuh dengan pengorbanan jiwa, raga, dan harta. Semangat Idul Adha tidak hanya menunjukkan rasa kepasrahan tetapi juga kedisiplinan dalam bekerja, berusaha dan kehidupan secara umum.

Sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi nilai ketaatan, kita tentu diharapkan untuk mematuhi aturan yang telah ditetapkan. Tanpa penegakan hukum, mustahil masyarakat dapat mengandalkan aturan, katanya. Ketika aturan tidak ditaati, orang akan bertindak dengan kekerasan dan menunjukkan ketidakpatuhan.

“Esensi dari perayaan Idul Adha ini adalah untuk mencapai ketaatan dan kedisiplinan dalam hidup kita sehingga kita dapat berkembang dalam perjalanan hidup ini,” katanya.

BACA JUGA : Masjid Istiqlal Jakarta Akan Potong Hewan kurban pada Hari Sabtu Mendatang

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan