JABAR EKSPRES – Sebentuk bangunan dengan desain era zaman Hindia Belanda, berdiri tegak di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.
Stasiun Cicalengka, sekira sejak 1884 lalu atau hampir 140 tahun telah menemani masyarakat dalam melakukan perjalanan menggunakan kereta api.
Seakan menjadi urat nadi, Stasiun Cicalengka mempunyai peran penting terhadap perjalanan masyarakat, bangunan tua tersebut kerap dipadati penumpang yang berangkat menuju Bandung.
Bahkan, tak sedikit penumpang asal Cicalengka berangkat ke arah Barat lagi, tepatnya ke Cimahi hingga Padalarang.
Rutinitas yang terus berulang setiap harinya itu, selalu menampakkan kesibukan masyarakat sederhana.
Banyak pelanggan lama maupun baru kereta api dari jalur Cicalengka-Bandung hingga Padalarang. Seakan terus bertambah jumlah, para penumpang dari Timur tak hanya pergi menggunakan transportasi besi untuk mencari nafkah saja, melainkan juga sekadar jalan-jalan.
Meski Stasiun Cicalengka tergolong kecil, namun bangunan tersebut merupakan saksi bisu sejarah perang dunia kedua serta perlawanan banga menuju kemerdekaan, antara kurun waktu pada 1884-1945 sampai sekira 1949 lalu.
Disamping itu, Stasiun Cicalengka juga menyimpan sejarah Douwes Dekker saat menjadi tokoh insulinde pada 1918, kemudian pemenjaraan Soekarno di tahun 1929 lalu.
Akan tetapi, di masa sekarang sejarah Stasiun Cicalengka mungkin hanya diketahui segelintir orang. Di tengah kesibukan masyarakat setiap harinya, peran bangunan kecil tersebut hanya jadi tempat persinggahan untuk medorong perekonomian.
Sayangnya, Stasiun Cicalengka dikabarkan akan dirombak, dengan konstruk bangunan dan desain baru yang dinilai lebih besar serta modern oleh pihak PT KAI Daerah Operasional (Daop) 2 Bandung.
Tak sedikit yang menolak akan rencana perombakan Stasiun Cicalengka, sebab selain mejadi saksi bisu sejarah, bangunan tersebut juga dinilai lekat keberadaannya dengan masyarakat, sehingga mengukir memories bagi sejumlah orang.
BACA JUGA : Kaktus Masih Diminati, Harganya Stabil
Dedeng Rohim Gumilar (58), warga Desa Cicalengka Wetan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung mengaku, banyak kenangan yang tersimpan antara dirinya dengan Stasiun Cicalengka.
“Saya masih ingat di masa kecil saya itu ada kereta namanya Si Kuwong, sering mondar-mandir di Stasiun Cicalengka. Setiap Si Kuwong lewat itu saya dan teman-teman pasti teriak-teriak, heboh,” kata Dedeng kepada Jabar Ekspres.