JABAR EKSPRES – Saat ini Jombingo ramai diperbincangkan karena diduga kuat menipu banyak orang.
Aplikasi Jombingo kini sudah ditutup karena diduga melakukan banyak penipuan terhadap para penggunanya.
Jombingo adalah merupakan platform jual beli online yang menawarkan harga dengan sangat murah, jauh dari pasaran pada umumnya.
Selain itu ada juga fitur-fitur lain seperti top up, dan lain sebagainya yang memungkinkan penggunanya memanfaatkan fitur tambahan lain.
Diduga aplikasi ini melakukan skema ponzi, di mana menjanjikan sebuah keuntungan yang besar dengan risiko sangat rendah.
Namun ternyata harga yang murah serta iming-iming keuntungan yang besar di aplikasi Jombingo ternyata diduga penipuan.
Kini aplikasi tersebut telah resmi ditutup karena diduga menipu jutaan orang dengan total kerugian mencapai 1 triliun lebih.
Baca Juga: Profil Martin W. James Presiden Jombingo yang Diduga Menipu!
Siregar yang merupakan salah satu pemimpin Jombingo menyampaikan penyesalan terkait kasus yang menimpanya melalui pesan di WhatsApp. Berikut isi percakapannya:
“Semua grup JOMBINGO, Anda dapat mematikan fungsi pesan sepenuhnya. Bisnis JOMBINGO milik Siregar akan berakhir lebih cepat dari jadwal. Tidak ada yang perlu menertawakan saya,
saya cukup membenci diri saya sendiri. Terima kasih, yang terbaik dari Anda. Di mana pun saya berada di masa depan, saya diam-diam akan memberkati Anda masing-masing. Mulai besok, Anda
juga berada di grup pemecahan masalah, tetapi Anda hanyalah pengguna biasa. Setiap kesalahan tidak ada hubungannya dengan Anda. Beri tahu pengguna bahwa dari awal hingga akhir, tidak
ada yang memaksa. Anda harus membayar untuk pilihan Anda. Jika seluruh jumlah habis, harap bawa pengguna yang belum menerima uang untuk melapor ke kantor polisi untuk melindungi
hak Anda.” tulis Siregar dalam grup WhatsApp.
Mendapat informasi tersebut para konsumen tentu kecewa bahkan sedih karena uangnya raib begitu saja. Mereka seolah tak percaya bahwa uang yang begitu banyaknya hilang dalam sekejap mata.
Kini aplikasi Jombingo sudah tidak lagi ada, sementara Martin W. James selaku presidennya diberhentikan sementara.