Jelang Pemilu Rawan Pertarungan Politik Identitas, Sosmed Jadi Alat Pemupuk Nilai Pancasila

Jabar Ekspres – Perkembangan sosial media (sosmed) di kalangan pelajar dan mahasiswa bisa menjadi pisau bermata dua. Medsos bisa jadi hal positif jika dimanfaatkan dengan bijak. Salah satunya untuk media sosialisasi penanaman nilai Pancasila.

Hal itulah yang berupaya dilakukan DPRD Jawa Barat. Bertepatan dengan peringatan hari lahir (harlah) Pancasila 2023, DPRD Jawa Barat menggelar lomba konten sosmed khusus untuk kalangan pelajar dan mahasiswa.

Perlombaan telah berlangsung. Pemenang lomba juga telah terpilih dan diapresiasi di Kantor DPRD Jawa Barat, Rabu (14/6).

“Kami apresiasi kegiatan semacam ini. Bisa memfasilitasi generasi muda memahami pancasila dengan kreatifitasnya,” terang Ketua Komisi I DPRD Jawa Barat Bedi Budiman usai mengisi forum seminar sekaligus penyerahan penghargaan pemenang lomba itu.

BACA JUGA: DPRD Jabar Ajak Generasi Muda Resapi Pancasila Melalui Seminar dan Lomba Konten

Sedikitnya tercatat ada sekitar 130 peserta yang mendaftar dalam kegiatan lomba tersebut.

“Baik dan antusiasmenya cukup tinggi. Ini penting untuk melestarikan nilai Pancasila,” sambungnya.

Politikus PDIP itu menambahkan, pergeseran nilai dan ideologi Pancasila sebenarnya juga menjadi tantangan tersendiri bagi Bangsa Indonesia. Jika tidak senantiasa dipupuk maka akan rentan digeser oleh nilai maupun ideologi-ideologi lain.

Bedi mencontohkan, adanya fenomena ancaman terhadap pergeseran Ideologi Pancasila di masyarakat sebenarnya sempat mencuat di Kota Bandung. Contohnya adalah adanya bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astanaanyar Bandung pada 2022 lalu.

“Itu jelas produk doktrin radikalisme,” sambungnya.

Bedi menambahkan, gejolak terkait pergeseran nilai dan ideologi itu akan muncul biasanya pada perhelatan politik. Contohnya pada Pilkada DKI atau pemilihan presiden beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: DPW Nasdem Bantah Tudingan Eks Ketua DPD Indramayu Terkait Mahar Rp 3,5 Miliar

Nampak pesta demokrasi kental dengan adanya politik praktis. Sejumlah isu agama hingga kesukuan mencuat jadi senjata politik praktis. Masyarakat seakan terkejut dengan seramnya isu yang beredar.

Padahal selepas pesta demokrasi usai, para tokoh politik juga bergandengan bersama.

“Pak Jokowi jadi presiden dan Pak Prabowo jadi menteri. Mereka sekarang sama-sama membangun negeri,” cetusnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan