MAKUKU: Bantu Atasi Ruam Popok Akibat Perubahan Iklim Ekstrem dengan Teknologi SAP

JABAR EKSPRES – Fenomena cuaca ekstrem di Indonesia cenderung meningkat disebabkan oleh dampak perubahan iklim. Saat ini, sudah mulai dirasakan oleh masyarakat, seperti meningkatnya frekuensi bencana banjir, meningkatnya bencana kekeringan, dan mundurnya masa musim hujan.

Negara yang berada di daerah tropis dan subtropis, selain mengalami peningkatan temperatur juga akan mengalami peningkatan curah hujan. Suhu rata-rata yang lebih hangat dan pola badai angin akan lebih mudah memicu penyakit kulit.

Dokter spesialis anak di RS Cinta Kasih Jakarta, dr. Fellycia Trie W., Sp. A, mengatakan,
Bukan hanya pada orang dewasa, masalah kulit justru lebih rentan terjadi pada bayi.

“Seperti yang kita ketahui, kulit bayi masih akan terus berkembang. Dibandingkan dengan kulit dewasa, kulit bayi lebih tipis, kurang berbulu dan memiliki lebih sedikit keringat dan sekresi kelenjar sebaceous,” ujarnya.

BACA JUGA: Atalia Praratya Menemukan Surat Eril: Saya Tak Kuasa Menahan Air Mata

Sehingga, lanjut dr. Fellycia, kulit bayi lebih mudah terkena trauma mekanis, bakteri dan cuaca serta perubahan panas. Salah satu masalah kulit yang sering dialami oleh Si Kecil adalah ruam popok.

“Ruam popok umumnya disebabkan oleh Irritant Contact Diaper Dermatitis, yaitu dari urin dan feses yang terperangkap di dalam popok. Selain itu, dapat disebabkan oleh infeksi jamur, impetigo atau dermatitis alergi atau disebabkan oleh sabun, deterjen atau popok itu sendiri,” lanjutnya.

dr. Fellycia juga menambahkan, Jika kulit sensitif bayi terkontaminasi terlalu lama dengan cairan dalam popok, maka akan meningkatkan pH kulit lokal, terutama pada area popok Si Kecil.

“Oleh sebab itu, Ibu harus senantiasa menjaga kebersihan kulitnya dan berupaya mengganti popok secara berkala, menjaga area popok supaya tetap kering serta memilih popok dengan fitur indicator urin untuk mempermudah Ibu saat perlu mengganti popok. Selain itu, penting menggunakan popok daya serap tinggi untuk mengurangi risiko ruam popok,” tambahnya.

Inovasi Makuku sebagai pelopor era popok dengan inti struktur SAP di Indonesia yang telah mendapatkan penghargaan sebagai Popok Bayi Sekali Pakai Tertipis yang memiliki keunggulan popok paling tipis di antara popok sejenis, yaitu dengan ketebalan hanya 1,6 mm dengan daya serap maksimal. Dibandingkan dengan daya serap popok lainnya yang berada diangka 72-76 persen dan 44-57 persen, Makuku justru unggul dengan kemampuan pembengkakan pada inti SAP di angka 77,07 persen dan 58,83 persen.

Tinggalkan Balasan