700 Ton Sampah Menumpuk di Bandung, DLH Jabar: Proses Pengangkutan ke TPA Belum Maksimal

JABAR EKSPRES  – Permasalahan sampah di Jawa Barat (Jabar) khususnya Kota Bandung, hingga saat ini masih belum dinyatakan usai.

 

Bahkan menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat (DLH Jabar), Prima Mayaningtyas hal itu disebabkan akibat belum maksimalnya proses pengangkutan sampah khususnya di Kota Bandung.

Baca Juga: Adu Kuluwung Sukamakmur: Merawat Tradisi Lima Tahun Sekali

“Kota Bandung ini, proses pengangkutan, atau armadanya belum maksimal untuk digunakan pas setelah lebaran,” ujarnya saat  dikonfirmasi, Jum’at 5 Mei 2023.

 

Berdasarkan laporan hasil sampah, Prima menyebut bahwa peningkatan di Kota Bandung sudah terjadi sejak bulan Januari 2023.

 

Bahkan pasca lebaran kemarin, ia mengatakan bahwa masih ada sekitar 700 ton sampah di Kota Bandung yang belum terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

 

“Masih ada sekitar 700 ton di permukiman, jalanan (sampah) yang belum terangkut. Jadi yang paling besar adalah dari Kota Bandung. Data dari Januari – Maret (2023) itu, jumlah sampah Kota Bandung makin naik. Jadi 33 ribu di Januari, 36 ribu di februari, dan 38 ribu (ton Sampah) di Maret ini. April belum update,” ucapannya

 

Maka dengan adanya hal tersebut, Prima meminta kepada seluruh kabupaten kota di Jabar khususnya yang melakukan pengangkutan sampahnya ke TPA Sarimukti untuk dapat melakukan pengurangan terlebih dahulu.

 

Sebab dari luas keseluruhan sebesar 43,6 Hektare, TPA Sarimukti telah mengalami over kapasitas atau kelebihan daya tampung hingga 766,44 persen.

 

“Dengan luas total 43,6 hektare yang harusnya untuk kapasitas 1,9 juta kibik (sampah), sekarang sudah 15,4 juta meter kibik. Sehingga sudah over kapasitas 786,44 persen,” imbuhnya

 

“Jadi ini saya mohon dari hulunya, itu harus sudah bisa dikurangi. Karena kalau berdasarkan persentase sampah yang masuk ke Sarimukti (TPA), itu 77 persen dari Kota Bandung. Cimahi 10,6 persen, Kabupaten Bandung Barat 6,5 persen, dan , Kabupaten Bandung sekitar 6 persen,” pungkasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan