JABAR EKSPRES – Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan Sampah) merupakan salah satu program yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Bandung dalam menanggulangi permasalahan sampah. Program ini sendiri telah dimulai sejak tahun 2018.
Program ini merupakan program unggulan bagi Pemerintah Kota Bandung dalam menghadapi masalah sampah. Kang Pisman sendiri diyakini dapat membantu operasional TPA Darurat Cicabe yang berada di Kelurahan Jatihandap, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung. TPA Darurat Cicabe ini telah beroperasi kemarin (3/5/2023).
Dudy Prayudi selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung mengatakan bahwa 180 RW di Kota Bandung telah melaksanakan program Kang Pisman ini. Akan tetapi, pada saat libur lebaran volume sampah di Kota Bandung naik drastis.
“Bisa dilihat dari adanya data, waktu liburan ini ada kenaikan sampah sebanyak 12% dari bulan biasa. Pastinya Kang Pisman terus kita giatkan. Saat ini ada sekitar 180 RW yang juga sudah menerapkan Kawasan Bebas Sampah di Kota Bandung,” kata Kepala DLHK Kota Bandung tersebut.
BACA JUGA: TPA Cicabe Diaktifkan Sementara, Plh Walkot Bandung: Ini Langkah Darurat
Dengan adanya program Kang Pisman ini, dirasa menjadi solusi efektif dalam menekan volume sampah di Kota Bandung. Harapannya, sampah tersebut bisa berakhir di Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Sebelum masuk ke TPS, diharapkan masyarakat memilah dan mengolah sampah tersebut terlebih dahulu.
Akan tetapi, pelaksanaan program ini di lapangan mengalami berbagai kendala. Salah satunya yang dirasakan oleh warga RT 06 RW 14 Cicabe yang masih belum sama sekali melaksanakan program Kang Pisman ini.
“Kang Pisman di sini belum ada. Sosialisasi sih pernah, tapi kalau pembinaan belum ada karena ya pengelolanya juga nggak ada,” ujar Ketua RT 06 RW 14 Cicabe, Dadang (49).
Saat disinggung mengenai rencana Pemerintah Kota Bandung perihal penimbunaan sampah organik, dia meyangsikan hal tersebut karena memilah sampah bukanlah hal yang mudah.
“Sampah organik dari Pemkot setiap hari mah udah masuk ke sini, kan ada bank sampahnya untuk pengelolaan. Tapi kalau saya pribadi, yang masuk ke sini nggak mungkin sampah organik aja, sampah apapun pasti masuk. Ini aja baru kemarin-kemarin uji coba kedalaman kan kurang lebih ada 5 meteran lubang, baru uji coba masukin mungkin 3-4 kubikan sampah, ada sampah plastik yang dimasukin,” jelas Dadang.