Kuota Terbatas di Pasar Murah, Camat Berharap Stok Ditambah

BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung kembali gelar pasar murah, sebagai upaya penyediaan bahan pokok, yang di jual di bawah standar pasar, Senin (13/2). Terdapat tiga kecamatan yang ditunjuk Disdagin untuk mulai melaksanakan kegiatan ini. Di antaranya Rancasari, Coblong, dan Sukajadi.

Menurut Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Elly Wasliah menuturkan. Kegiatan pasar murah ini sebagai upaya pemerintah dalam hal memfasilitasi masyarakat menjelang Ramadan. Terkait penyediaan bahan pokok yang di jual di bawah standar pasar

“Jadi menjelang ramadhan, kita gelar pasar murah di 15 kecamatan. Perihal harga, inshaallah kita jual jauh di bawah standar pasar. Dan kita jual satuan, beras per bag, minyak perliter. Nanti sebelum idul fitri kita adakan lagi pasar murah,” kata Elly Wasliah kepada Jabar Ekspres.

Dengan adanya kembali acara seperti ini, Camat Rancasari Hamdani menyambut positif, terkait penunjukan Kecamatan Rancasari yang kembali di percaya untuk menggelar acara pasar murah ini.

“Saya selaku Camat, dan mewakili warga Rancasari, mengucapkan terimakasih kepada bapak Walikota, terutama kepada Disdagin, terkait penyediaan bahan pokok yang di jual murah dari harga pasar. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa terus berlanjut. Dan bisa menekan inflasi harga bahan pokok,” ujar Hamdani.

Pasar Murah, Warga Jangan Panic Buying

 

Hamdani berpendapat, kuota yang di berikan oleh Disdagin terhadap kecamatan yang terpilih nantinya, bisa disesuaikan dengan kapasitas penduduk yang berada di kecamatan tersebut. Agar para warga tidak melakukan panic buying terhadap bahan pokok yang di jual di pasar murah.

“Semoga pemerintah bisa menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Karena kuotanya sendiri masih di terbatas sekarang. Masyarakat memang sebaiknya dibatasi pembeliannya, tapi untuk stok kalo bisa jangan di batasi,” harapnya.

Dirinya menjelaskan, terkait stok yang terbatas tidak mampu mencukupi jumlah kepala keluarga di Kecamatan Rancasari yang saat ini berjumlah kurang lebih 20.000 kepala keluarga.  Sehingga jumlah daya beli dan stok bahan pokok tidak berimbang.

“Sekarang di kecamatan rancasari sendiri kurang lebih ada 20.000 kepala keluarga. Karena terbatas, jadi hanya mampu memberikan 10 persen dari jumlah kepala keluarga. Jadi semoga kedepannya stok ini bisa ditambah,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan