Keren! Adira Finance Catatkan Pertumbuhan Laba Bersih 32 % di 2022

BANDUNG – Pertumbuhan ekonomi global mengalami perlambatan di tahun 2022, sebagai dampak dari lonjakan inflasi yang cukup tinggi disertai eskalasi geopolitik yang masih berlanjut. Hal ini mengakibatkan meningkatnya harga pangan dan bahan bakar minyak dunia.

Dalam merespons kenaikan inflasi tersebut, Bank Sentral di berbagai negara terus mengambil langkah pengetatan kebijakan moneter agresif.

Pada 2022, The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 425bps menjadi kisaran 4,25 persen – 4,50 persen dan memberikan tekanan pada pasar keuangan global serta nilai tukar terutama di negara berkembang. Worldbank memperkirakan perekonomian global akan tumbuh sekitar 2,9 persen di 2022, lebih rendah dari tahun 2021 sebesar 5,9 persen.

Di tengah perlambatan ekonomi global, perekonomian Indonesia terus menunjukkan tren yang cukup baik tercermin dari pertumbuhan PDB di tahun 2022 yang tumbuh menjadi 5,3 persen y/y. Hal ini didukung meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat, daya beli yang tetap terjaga dan kinerja ekspor yang kuat.

Kementerian Keuangan memproyeksikan prospek pertumbuhan ekonomi domestik akan tetap tumbuh di atas 5 persen pada 2023. Namun demikian, potensi risiko tekanan ekonomi global, serta kenaikan suku bunga di negara maju masih perlu diperhatikan.

Di sisi lain sebagai respon dalam menghadapi tantangan dari luar, Bank Indonesia menaikkan suku bunga BI7DRR sebanyak 5 kali menjadi 5,50 persen sepanjang tahun 2022.

Selain itu, pemerintah juga melakukan kenaikan harga bahan bakar minyak untuk memperbaiki defisit anggaran fiskal. Sepanjang tahun 2022 penjualan industri mobil baru ritel tercatat tumbuh sebesar 17 persen menjadi 1,0 juta unit. Pertumbuhan tersebut didorong perpanjangan masa berlakunya insentif pajak PPnBM dan membaiknya iklim bisnis.

Sementara itu, penjualan sepeda motor baru ritel tercatat mencapai 5,3 juta unit atau hanya tumbuh sebesar 4 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan tersebut relatif kecil dibandingkan pertumbuhan penjualan mobil, terutama karena terkendalanya proses produksi akibat kelangkaan chip semikonduktor dan berbagai suku cadang otomotif lainnya di pertengahan tahun 2022, meskipun daya beli masyarakat sudah membaik.

Namun demikian, mengingat prospek pertumbuhan ekonomi cukup baik, dan produksi kendaraan berangsur pulih, pertumbuhan industri otomotif diharapkan akan berlanjut di tahun 2023.

Presiden Direktur Adira Finance, I Dewa Made Susila mengatakan, Membaiknya pertumbuhan penjualan industri otomotif berdampak positif pada kinerja Adira Finance di 2022.

“Perusahaan mencatatkan pembiayaan baru meningkat sebesar 22 persen y/y menjadi Rp31,7 triliun terutama didorong dari pertumbuhan segmen pembiayaan mobil.

Di samping itu, kami berhasil membukukan pertumbuhan piutang yang dikelola sebesar 10 persen menjadi sebesar Rp44,6 triliun, setelah sempat mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir karena dampak pandemi Covid-19,” Kata I Dewa Made Susila.

Pembiayaan syariah sebesar Rp9,6 triliun atau berkontribusi 21 persen dari total piutang yang dikelola pada tahun 2022, meningkat dari tahun 2021 sebesar 18 persen.

Disamping itu, pembiayaan baru di segmen syariah dibukukan meningkat 20 persen menjadi Rp6,6 triliun di tahun 2022. Pertumbuhan ini sejalan dengan langkah strategis yang dilakukan Perusahaan dengan qterus memberikan penyaluran pembiayaan produk syariah secara agresif serta peningkatan jaringan usaha syariah.

Sementara itu, Kawil Jawa Barat mengatakan, Secara regional, pembiayaan baru Adira Finance wilayah Jawa Barat di 2022 tercatat mencapai Rp2,7 triliun, naik 7 persen y/y jika dibandingkan tahun sebelumnya.

“Kenaikan ini terutama didorong pertumbuhan pembiayaan baru segmen mobil dan non otomotif masing-masing sebesar 21 persen y/y dan 26 persen. Secara keseluruhan, area Jawa Barat berkontribusi sekitar 9 persen dari total pembiayaan baru Adira Finance,” katanya.

Terkait jaringan usaha, per 31 Desember 2022 Adira Finance telah mengoperasikan 459 jaringan usaha di seluruh Indonesia dengan didukung sekitar 17 ribu karyawan, untuk melayani sekitar 1,7 juta konsumen.

Untuk mendukung pembiayaan produk ramah lingkungan dan untuk menerapkan keuangan keberlanjutan, Adira Finance telah mulai menyalurkan pembiayaan kendaraan listrik, yang nilainya meningkat signifikan di kuartal IV-2022 dibandingkan kuartal sebelumnya.

Peningkatan ini didukung dengan meningkatnya pemahaman masyarakat akan pentingnya konsep “green living”, penambahan infrastruktur pengisian baterai kendaraan listrik oleh Pemerintah, serta munculnya beberapa produsen kendaraan listrik.

Dari sisi keuangan, Adira Finance membukukan laba bersih yang tumbuh sebesar 32 persen y/y menjadi sebesar Rp1,6 triliun terutama disebabkan penurunan pada biaya bunga dan biaya kredit di sepanjang tahun 2022. Beban bunga tercatat turun sebesar 34 persen menjadi Rp729 miliar dampak adanya penurunan pada jumlah pinjaman dan biaya pendanaan.

Disamping itu, sejalan dengan perbaikan kondisi ekonomi dan bisnis, biaya kredit tercatat menurun sebesar 35 persen y/y menjadi Rp907 miliar. Dengan demikian, Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) perusahaan masing-masing menjadi 8,6 persen dan 17,4 persen di tahun 2022.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *