7 Sisi Gelap Pesantren dari LGBT hingga Perbudakan Seksual

Anggapan pesantren sebagai penitipan anak nakal tampaknya sudah menjadi julukan umum. Beberapa orang tua lebih memilih menyekolahkan anaknya yang memiliki perilaku buruk ke pesantren daripada merehabilitasinya ke psikiater atau psikolog. Hal itu malah menambah kasus perundungan dan kekerasan yang terjadi di pesantren.

Ilmu agama dianggap bisa menyelesaikan semua masalah tanpa ada bimbingan kesehatan mental. Padahal, anak usia sekolah khususnya di bawah umur 18 tahun masih perlu dibimbing dengan pendekatan fisik dan psikis, bukan hanya spiritual.

Perlu diketahui, pesantren adalah tempat siswa muslim untuk mendalami ilmu agama, bukan tempat ‘pembuangan’ anak nakal. Jika anak Anda memiliki perilaku buruk, maka konsultasikanlah pada psikiater atau psikolog. Bukan ke tempat orang-orang yang ingin bersungguh-sungguh mendalami ilmu agama berharap perilakunya bisa menjadi lebih agamis.

Itulah 7 sisi gelap pesantren yang telah kami rangkum dari beberapa sumber dan media terpercaya. Pesantren tidak akan menjami para santrinya menjadi ahli dalam ilmu agama Islam. Tapi yang menjamin adalah diri santri itu sendiri.

Setiap pesantren pasti memiliki sisi gelap dengan ukuran sangat ringan hingga berat. Maka dari itu, jika Anda ingin menyekolahkan putra dan putri Anda ke pondok pesantren, pilihlah pesantren dengan rekam jejak yang baik. Pastikan putra dan putri Anda bersedia menuntut ilmu di pesantren dan tidak ada unsur keterpaksaan. Semoga bermanfaat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan