Muh Nursalim
Suatu hari nginap di hotel syari’ah Solo, untuk sebuah tugas. Di kamar ada majalah hadila edisi khusus. lebih tebal dan lebar. Ternyata edisi khusus itu mengulas tentang lembaga penghafal alqur’an. Salah satunya adalah Yanbaul Qur’an Anak-Anak yang berada di Krandon Kudus. Dikisahkan dua kakak adik dari solo usia SD nyantri di tempat itu. Babaknya kuekueh mondokkan anaknya yang masih usia 7 tahun. Ibunya keberatan. Lalu si bapak meyakinkan istrinya, “Kasih sayang Allah itu lebih hebat daripada kasih sayangmu kepada anakmu”. Maka dua anak itupun mondok d Kudus. Lulus SD hafal 30 juz. Nerusin ke pondok di Solo. Dua anak itu sekarang menjadi dokter, alumni FK UGM. Kalau liat anak-anak di yambu memang terasa kasihan. Perjuangan berpisah dengan orang tua sejak dini itu terbayar dengan hasil yang didapatkan.
omami clan
Tentang meng”Islamkan (mungkin meng”Arabkan) nama Jawa jadi ingat sebuah anekdot tentang seorang gubernur Jawa Tengah pada masa orba yang pada sebuah rapat bersama anggota dewan, mengusulkan agar sekiranya dapat men”Jawakan beberapa istilah sampai nama. Yang sang gubernur lupa adalah bahwa namanya sendiri yaitu Ismail. Sampai ada salah seorang anggota dewan nyeletuk “berarti kalau nama saya Ismail maka kalau di Jawakan jadi Semangil ya pak gub”. Tanpa tawa dan kata lagi sang gubernur kemudian segera menutup rapat tersebut. Yang terjadi selanjutnya anda sudah tahu.
Udin Salemo
Sebagai orang yang berasal dari Minang saya tergerak menanggapi komentar pak Thamrin Dahlan dibawah. Waktu kecil saya selalu kagum akan orang yang baru pulang dari rantau. Melihat penampilannya berpakaian yang necis; bahan pakaian yang terkesan mahal; sisiran rambut yang klimis; ada aksesories jam tangan, cincin emas melingkar di jari dan rantai emas menggayuti dada. Mudah membagikan uang ke anak kecil. Melihat itu semua timbul keinginan untuk mengikuti jejak sang perantau jika sudah dewasa. Dari kecil ada satu pantun yang selalu diulang ulang oleh niniak mamak (pemimpin dalam kaum/suku) yang menambah motivasi untuk jadi perantau. Beginilah bunyinya: Karatau madang di hulu/ Babuah babungo balun/ Ka rantau bujang dahulu/ Di rumah paguno balun/ #everyday_berpantun