Konflik KONI dan Pemkab Bikin Atlet Kabupaten Bandung Barat Kecewa

Dia mengungkapkan, sejauh ini atlet memerlukan peningkatan pembinaan. Sebab, para atlet tidak bisa langsung menjadi juara.

”Semua ada proses yang cukup panjang di mana pembinaan menjadi salah satu faktor untuk atlet agar bisa meraih prestasi,” bebernya.

Seusai dibina, lanjutnya, kemudian bagaimana memelihara para atlet. Sebab, kalau pembinaannya kurang baik mungkin performa dan prestasinya juga bakal kurang baik.

Dalam proses pembinaan atlet, lanjutnya, butuh asupan, butuh vitamin, butuh bahan bakar, fasilitas dan lainnya.

”Jadi kalau langsung ke cabor tidak akan teroganisir, karena KONI itu induknya yang menjalankan terlepas KONI tersebut baik atau tidak. Kemudian sesuai regulasi pun harus melalui NGO dalam hal ini KONI yang menaungi para cabor,” tutur Enry

Dia tidak bisa membayangkan, bagaimana kalau nanti 56 cabor harus membuat pelaporannya seperti apa, terus datanya bagaimana, penyalurannya seperti apa, kalau ada masalah antara cabor dan atlet seperti apa.

”Karena kadangkala antara cabor dengan atletnya sendiri tidak selalu sejalan. Namun, itulah dinamika yang terjadi di lapangan,” jelasnya.

Dia berharap, jangan sampai terjadi adanya aset atlet yang mutasi karena persoalan ini dan kuncinya ada pembinaan dan pemeliharaan dari atlet itu sendiri.

”Kita berharap semuanya segera baik-baik saja dan semua pihak bisa mendukung para atlet agar bisa terus meraih prestasi dan mengharumkan nama Bandung Barat,” paparnya.

”Jangan lihat perselisihannya, tapi lihatlah atletnya yang sudah berjuang dan berkorban untuk bisa mengharumkan nama daerah. Buang ego masing-masing dan lihat atlet,” tutupnya. (mg1)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan