Udin Salemo
Di Tanah Abang ku-punya kenangan/ Di Jalan Fachrudin Raya aku ukirkan/ Berteriak sekuat kerongkongan/ Jualan di depan toko cece ayu aku lakonkan/ Sepanjang hari dijalani/ Hujan dan panas disengat cahaya mentari/ Kucing’kucingan dengan aparat kubenci/ Dan kepada Tanah Abang aku juga berterima kasih/ #secuil_kenangan Salah satu yang membentuk karakter aku adalah jalanan Tanah Abang. Disanalah kutemukan namanya teman setia dalam arti sebenarnya. Disitulah toleransi kujalani. Disitulah silaturahmi tak mengenal ras dan agama.
Liam Then
Yang selalu bikin saya kagum tentang Singkawang. Adalah performa ekonominya. Kota yang begitu kecil, tapi isinya begitu energik. Diaspora hakka Singkawang ada di mana-mana dan tidak susah ketemu yang sukses. Jumlahnya banyak. Jiwa fight di bidang ekonominya sangat kuat. Sampai-sampai saya pernah dengar di Taiwan ada satu kota kecil ,jika ke pasar paginya, bak berkunjung ke pasar pagi Singkawang. Ramai celotehan khas logat Hakka Singkawang dari penjual dan pembelinya. Cobalah masuk blok A dan blok gedung Metro Tanah Abang. Yang los 2,5 x 3.5 meter harganya diatas 1 milyar , sewa los minimal 100jt/tahun. Banyak kisah sukses orang asal Singkawang disana. From zero to hero. Hal serupa juga saya lihat banyak ada pada orang asal Sumbar. Di Tanah Abang banyak pedagang garment asal Sumbar yang super sukses. Saya sering minta bosnya cerita, napas tilas, perjalanannya ,bisa sampai di Jakarta. Rerata ,baik asal Minang maupun Singkawang. Hampir semua bilang, ia dulu bukan apa-apa dan siapa-siapa. Anak muda harus berani merantau, menjajak nasib,mengejar asa.Merantau jauh dari keluarga bisa tempa jiwa fight orang.Jangan salah ya, bisa tempa, bukan bikin bisa punya. Kalo merantau tanpa punya jiwa fight. Lebih baik batalkan saja. Lihatlah bos kita ini, dulu bukan siapa-siapa, macul aja. Sekarang enak belanja. Karena tabungannya banyak. Hasil merantau.
Liam Then
Di Singkawang ada gunung, lembah, laut. Secara unsur feng shui lengkap semua, ada gunung, ada lembah, ada laut,ada logam, ada kayu. Ngumpul semua disana. Itulah yang mungkin bikin Singkawang istimewa. Ini kisah nyata, temannya teman teman saya, punya big bos asal SKW, bos diskotik yang termasuk terbesar di Jakarta. Kontek teman saya buat temani balik ke Pontianak, trus tancap ke Singkawang. Rupanya saking percayanya si bos kepada suhu feng shui,ia beli tanah seukuran bukit di sekitaran Singkawang. Mau pindahkan makam orang tuanya ke atas bukit sana. Untuk masalah makam kadang orang Tionghoa yang masih tradisional memang agak kebangetan. Saya pernah lihat dengan mata kepala sendiri, di satu situs pemakaman mewah di Jabar atau Banten, saya lupa. Ada bukit yang puncaknya dikelilingi pagar putih. “Wah-wah, boi, kau mau tinggal disitu gak?” “Kau nyumpahin aku mati ya?” “Aku nyumpahin kamu kaya boi, kalo mati nanti bisa punya makam seperti itu” “Makasih,…..eh !!! .kok.!! boi…….kok..!!!