Pemprov Jabar Pastikan Stok Beras Aman

Jabarekspres.comProvinsi Jawa Barat sebagai sentra produksi beras kedua nasional setelah Jawa Timur pada akhir 2022 ini memiliki stok beras sebanyak 51.199 ton. Dengan begitu, Jabar siap memasok kebutuhan beras nasional terutama ke wilayah Jabodetabek, utamanya di hari Natal dan Tahun Baru 2023.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Dadang Hidayat mengatakan, berdasarkan data ASEM KSA BPS, produksi padi Jawa Barat tahun 2022 sebesar 9,57 juta ton gabah kering giling (GKG) naik 457.056 ton GKG atau 5,02 persen dibandingkan tahun 2021, dimana produksi padi Jawa Barat tahun 2021 sebesar 9,11 juta ton GKG.

”Produksi padi tahun 2022 tersebut, setara beras sebesar 5,53 juta ton beras. Bila jumlah penduduk Jawa Barat saat ini berdasarkan Data BPS 2020 sebanyak 49,93 juta orang, dengan tingkat konsumsi beras 82,78 kg/kapita/orang/tahun, maka kebutuhan beras rakyat Jawa Barat sebanyak 4,13 juta ton, sehingga Jawa Barat masih surplus beras sebesar 1,39 juta ton beras,” kata Dadan di Bandung, Senin (26/12).

Dadang menjelaskan dari surplus beras Jabar tersebut, tersebar di hampir semua Kabupaten/Kota serta kondisi stok beras saat ini sebesar 51.199,50 ton yang ada di penggilingan dan gudang pedagang.

Dia mengatakan, stok beras ini mampu mencukupi kebutuhan Jawa Barat bahkan siap memasok wilayah DKI Jakarta dan provinsi lainnya.

”Bahkan penggilingan Jawa Barat menyatakan siap memasok beras ke Bulog pada awal Desember kemarin sebanyak 12.380 ton,” sebutnya.

Dia mengaku, saat Natal dan Tahun Baru dilakukan pemantauan harga harga sembako di pasar-pasar semua lancar.

”Arus distribusi dari sentra produksi ke pasar serta mendukung upaya-upaya stabilitasi harga,” ucapnya.

Dia menuturkan, menghadapi panen raya yang dimulai Februari 2023, pihaknya telah melakukan persiapan dan antisipasi. Salah satunya dengan mengawal standing crops yang melibatkan para petugas lapangan, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota se-Jawa Barat dengan deteksi dini, antisipasi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dan OPT.

”Selain itu, kita juga melakukan percepatan panen dengan combine harvester, menyiapkan dryer di saat musim hujan, serta kostraling (Komando Strategi Penggilingan) agar Bulog menyerap gabah dan beras petani dan memastikan harga wajar bagi petani,” tandasnya. (win)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan