Awas ! Jangan Sampai Kamu Menjadi Sipaling Merasa !!

JABAR EKSPRES- Memang tidak mudah menerima kritikan dan masukan dari ri orang lain, apalagi ketika apa yang dikritik itu pedas kritikannya dan orang yang memberikan kritik tau masukan itu lebih rendah dari kita. Pasti kritikan yang disampaikan akan sulit kita terima.

Mengapa seperti itu?, Semua itu terjadi karena adanya penyakit merasa. Jika penyakit ini telah menjangkit diri kitaa, maka akan susah bagi kita untuk menerima kritikan dan masukan. Karena kita akan selalu merasa benar, merasa mulia, merasa kaya, merasa terhormat, merasa kedudukannya paling tinggi, merasa pintar, merasa tahu, merasa berilmu merasa mempunyai banyak gelar, dan merasa lainya (sipaling merasa).

Nah jika sudah begitu, akan susah diingatkan jika denagn orang yang berada dibawah kita seperti, misalnya orang yang kaya akan susah diingatkan oleh orang yang miskin, yang pintar akan susah diingatkan oleh yang bodo, yang profesor atau doktor akan sulit diingatkan oleh bawahannya.

Padahal kita tidak harus melihat dari fisiknya dari apa yang mereka punya bukan, melainkan kita harus bisa melihat dari apa yang dikatakan dan disampaikan, bukannya malah melihat siapa yang menyampaikannya. Selagi  apa yang dikatakan itu baik dan benar, tidak ada alasan bagi kita untuk menolaknya.

Seandainya para pejabat mau mendengarkan kebenaran dan kebaikan dengan mengesampingkan siapa yang mengatakannya masuk akan terjadi perbaikan perbaikan yang menuju pada kesempurnaan. Sehingga dapat menjalankan tugas dengan baik untuk kesejahteraan semua.

Jika yang disampaikan adalah sebuah kebenaran dan kebaikan maka kita tidak perlu melihat siapa yang menyampaikannya, tapi cukup melihat dan memperhatikan apa yang disampaikannya. Dengan begitu kita akan rela dan mau menerima kritikan atau masukan jika memang yang disampaikan itu adalah baik dan benar.

Oleh sebab itu marilah kita hindari penyakit merasa dalam diri kita. Mulailah menerima kritikan atau masukan dari siapapun itu selagi masukan itu baik dan benar. Jangan pernah kita melihat siapa yang berbicara tapi lihatlah apa yang disampaikannya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan