JABAR EKSPRES- Kalau kata pepatah barat “Time is Money” waktu adalah uang. Karena waktu yang berlalu harus menghasilkan uang, waktu yang berlalu dengan sia sia sama saja dengan kita menghamburkan peluang untuk menghasilkan uang. Itu cara berfikir orang barat yang mayoritas non muslim dan memang mereka sangat matrealistik sehingga membuat opini seperti itu.
Tidak ada salahnya mereka mempunyai opini seperti itu, namun kaum muslimin tidak demikian halnya. Kaum muslimin juga punya pepatah yang mengatakan waktu jauh lebih berharga daripada emas.
Penggunaan ungkapan kata emas, kenapa harus emas?, Karena emas identik dengan barang berharga. Nah bukankah emas adlah barang berharga yang berlaku sejak dulu hingga sekarang. Bahkan hari inipun emas lebih berharga daripada uang.
Begitupun dengan waktu, waktu juga berharga lebih berharga daripada hal apapun. Emas hilang mungkin Masi bisa dicari dan diganti tapi tidak dengan waktu, waktu yang berlalu tidak akan pernah bisa didapatkan kembali atau diputar kembali. Waktu adalah kehidupan.
Waktu yang berlalu itu artinya ada bagian jatah kehidupan kita yang semakin berkurang dan hilang serta tidak akan pernah bisa didapatkan kembali. Hal ini juga banyak dengan dalam firman Allah yang menunjukkan tentang betapa berharganya waktu seperti dalam surat al-asr ayat 1-3 yang artinya
Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar benar dalam kerugian, kecuali orang orang yang percaya dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati agar memperhatikan kebenaran dan nasehat menasehati agar tetap bertahan dalam kesabaran.
Nabi memberikan bimbingan kepada umatnya untuk senantiasa memanfaatkan kesempatan kesempatan dalam kehidupan dunia untuk beramal demi akhirat.
Bagaimana?, Yakni dengan memenuhi waktu waktunya dengan hal hal yang bermanfaat karena kesempatan itu adalah umur manusia di dunia yang menjadi simpanan untuk di akhirat. Ada dua nikmat yang tidak bisa dihitung yaitu nikmat kesehatan dan nikmat kelonggaran waktu.
Nikmat kelonggaran waktu inilah yang seringkali banyak orang yang menyepelekannya. Banyak orang yang tidak mengetahui betapa pentingnya nikmat waktu yang telah diberikan, kecuali setelah nikmat tersebut lenyap dari diri mereka barulah mereka menyadari atau bahkan menyesal.