Kenduri Kabinet

Leong putu

Ke Surabaya naik Helikopter / Ke Tanjung Perak lewat jalan tol / Cita-cita saya ingin jadi dokter / Apalah daya otak isinya urusan “pentol” / … 365_mantun “Pentol”. Coba tebak, apakah “Pentol” itu ?

Jimmy Marta

Masuk tol pake oto/ Siapin uang diluar kantong/ Jika pentol bukan bakso/ Mungkin bang giman yg pembohong.

Fiona Handoko

bung mirza. gaya tulisan bung sdh seperti bpk dahlan. mantap di kalimat terakhir. “senyum xi seperti senyum pak harto dulu”

Jimmy Marta

Diantara pembaca maupun komentator pasti ada yg tahu “uji publik” model begini. Saya gk tahu apa istilah yg tepat untuk gaya sosialisasi spt ini. Tes air?. Cek ombak?… Kalau abah pasti dah tahu sumber RUU ini. Coba cermati, kan gk ada keluar kalimat sakti ‘anda sudah tahu’. Itu artinya abah tahu, anda belum tahu…hehe. Bukan nuduh bah, cuma menduga. Sebuah kajian akademis untuk bahan RUU biasanya memang harus ada uji publiknya. Biasanya dibuat semacam forum resmi. Seminar, minta pendapat, forum group discussion atau sejenisnya. Dg mendatangkan ahli dengan peserta dari stakeholder terkait. Perlakuan yg baik terhadap hasil uji publik adalah untuk perbaikan dan penyempurnaan teks dan isi rancangan. Namun yg terbaik adalah melibatkan pihak terkait dalam penyusunannya dari awal. Akan banyak yg protes jk tiba2 disahkan di malam gelap. Akan penuh tanya jika baru berumur 9 bulan mau di revisi.

Leong putu

Wkwkwkwk… Draf RUU kok gak ngerti siapa yg mbuat. Itu bagaikan suami jauh di rantau tapi istri di rumah hamil (tiba²)… ….hahaha…

Juve Zhang

Di Tiongkok jadi dokter itu benar benar pengabdian.waktu jadi pelancong backpacker keliling Tiongkok sangat terkesan dengan sederhana nya,mereka , ke RS naik sepeda ontel, pulang sore belanja sayuran ke pasar, lah disana tak ada praktek swasta. Semua dokter hanya tugas di RS. Tak bisa praktek di rumah. Mungkin ini bisa diadopsi oleh RUU yg baru. Semua orang sakit ya ke RS. Atau Puskesmas, bisa di ijinkan puskesmas swasta asal dokter nya cukup memadai. Full waktu dan energi nya buat pelayanan kesehatan di RS. BPJS sudah bagus ,karena hampir semua bisa di bayar oleh BPJS. Yg terbaik memang tak pernah ke RS karena sangat merepotkan. Dokter saja kalau dapat pasien yg “super ” parah kondisinya selalu stress. Hidup sehat jangan merepotkan para dokter adalah terbaik.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan