Gempa Jerman

Bahwa Saudi tetap membelikan Rolls-Royce pada setiap pemainnya itu karena harga semua Rolls-Royce itu, berikut semua pemainnya, masih lebih murah dari harga satu orang Messi.

Soal Jepang mengalahkan raksasa Jerman itu juga terpaksa. Jerman selama ini memilih beli gas dari Rusia. Jepang membeli LNG dari Qatar.

Rusia dianggap mencaplok pulau-pulau Kuril di utara Jepang. Maka berlaku hukum konflik: lawannya lawan adalah teman lawan.

Jepang harus mengalahkan Jerman. Harus 1-2. Harus mirip Saudi mengalahkan Argentina. Sama-sama harus kena penalti dulu di babak pertama.

Jerman sebenarnya sudah membaca itu. Yakni ketika mendapat penalti di babak pertama. Ini akan senasib dengan Argentina.

Cak Lontong pun buru-buru membakar kemenyan di dekat gawang Jerman. Ketika pemain Jepang tiba-tiba sampai di dekat gawang, kiper Jerman itu lagi sibuk ingin menyingkirkan dupa itu. Ia lupa bahwa dalam ancaman seperti itu seharusnya seorang kiper tidak merunduk.

“Pelatih mana pun sulit menjelaskan mengapa di saat seperti itu seorang kiper tidak berdiri tegak,” ujar seorang analis di Eropa.

Dengan kekalahan Argentina dan Jerman itu seluruh mata tinggal tertuju pada Inggris dan Brasil. Tapi football Inggris ternyata tidak bisa mengalahkan soccer Amerika.

Berarti tersisa satu: Brasil. Atau dua: Spanyol. Kan tidak mungkin Tiongkok.

Setiap kali Piala Dunia Tiongkok pusing. Hanya jadi penonton. Kehadirannya di stadion Qatar hanya diwakili Wanda dan Mengniu, dua pengiklan utama di Piala Dunia.

Xi Jinping boleh memenangkan tiga periode. Tiongkok juga boleh mengalahkan ekonomi Amerika. Tapi belum bisa ada gambaran kapan Tiongkok masuk level Piala Dunia. Jadi, kita tidak malu-malu amat. (Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 26 November 2022: Tenda Sendiri

 

Komentator Spesialis

Yang paling sigap membantu bencana : ACT dan FPI. Dua duanya dibubarkan. ACT dengan tuduhan korupsi. Padahal bukan duit negara ya. Sedang FPI dibubarkan atas nama radikalisme dan anti Pancasila. Aneh, padahal banyak ormas yang berbau kekerasan aman aman saja. ACT dulu menjadi tempat kami berinfaq dan menyalurkan bantuan. Ya sudah, belum ada lagi lembaga yang bisa dipercaya. Kecuali LAZIZMU milik Muhammadiyah. Tapi syukurlah FPI dengan megganti huruf “P” pada Pembela menjadi Persaudaraan cepat dibentuk. Kabarnya mereka menjadi salah satu pihak pertama yang datang memberi pertolongan di cianjur. Kerja terus sampai sekarang. Syukurlah !

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan