Semangat anti-UMNO membuat Pribumi tengah berkoalisi dengan Tionghoa baru. Sama-sama berjuang meruntuhkan UMNO. Ditambah kursi dari partai Warisan di Sabah.
Koalisi ini berhasil membentuk pemerintahan Pakatan Harapan dengan Dr Mahathir Muhammad sebagai perdana menteri ‘sesepuh’.
Dr Anwar Ibrahim sebagai ”komandan” pribumi tengah, harus sabar. Setelah Mahathir memerintah selama 2 tahun barulah Anwar Ibrahim bisa naik. Anwar baru saja keluar dari penjara dan baru saja mendapatkan pengampunan dari raja.
Sang ”sesepuh” kurang sakti mempersatukan Anwar dan Muhyidin. Koalisi Pakatan Harapan pecah. Muhyidin Yasin keluar. Membentuk partai sendiri, berorientasi pada pribumi tapi tidak mau Islam juga tidak mau Tionghoa. Ia tengah-kanan. Bahkan Muhyidin lantas membentuk koalisi Perikatan Nasional bersama UMNO. Muhyidin jadi perdana menteri.
Belum satu tahun memerintah, UMNO merebut kekuasaan di koalisi itu. UMNO kembali memerintah dengan Perdana menteri Ismail Jacob.
Pemerintahan Ismail Yakob pun runtuh. Diadakanlah Pemilu yang dipercepat. Sabtu lalu kemarin.
Hasilnya: partai Islam melejit, mendapat 49 kursi. Kekecewaan pribumi pada UMNO yang korup, pada Anwar Ibrahim yang terlalu dekat ke Tionghoa, pada Mahathir yang haus kekuasaan dan pada Muhyidin Yasin yang pernah berkoalisi dengan UMNO membuat sebagian orang Islam menengok kembali ke partai Islam, PAS.
Pribumi yang tidak suka simbol Islam dibawa ke politik tapi juga tidak suka UMNO dan Anwar Ibrahim, tidak ada pilihan lain: ke Muhyudin Yasin.
UMNO sendiri merosot habis. Dari 54 kursi tinggal 26 kursi.
Partainya Anwar Ibrahim, PKR, mendapat 31 kursi dari sebelumnya 47 kursi. Jelas pemisahan Muhyidin Yasin dari Anwar Ibrahim mengurangi kursi PKR.
Partai Tionghoa tetap solid dapat 42 kursi, meski turun satu kursi.
Maka dari hasil Pemilu Sabtu lalu Malaysia terbelah menjadi 5 golongan besar: Pribumi Islam (49 kursi), Pribumi Tengah (31 kursi), Pribumi Tengah Kanan (24), Pribumi lama (26 kursi), Tionghoa baru (40 kursi).
Tokoh politik pribuminya tinggal dua: Anwar Ibrahim dan Muhyiddin Yasin. Dua orang ini tidak bisa bersatu. Tengah dan tengah kanan ternyata seperti kiri luar dan kanan luar. Mahathir sudah tidak bisa lagi jadi ”sesepuh” di antara dua tokoh muda yang kini juga sudah sepuh itu.