Perajin Tahu Tempe Belum Terima Subsidi Kedelai

BANDUNG – Sejumlah perajin tahu tempe di Kota Bandung belum merima subsidi kedelai dari pemerintah. Akibatnya, mereka terpaksa harus menaikkan harga jual tahu tempe. Padahal, pemerintah sudah menggulirkan subsidi kedelai guna menekan harga tersebut.

Salah seorang perajin tahu dan tempe, Yeyen Sutrisna mengaku, dirinya bersama perajin lainnya harus menaikkan harga jual tahu tempe lantaran harga kedelai melambung tinggi. Di sisi lain, ia mengaku, belum menerima sepeser pun subsidi kedelai yang sudah digulirkan pemerintah.

“Saya enggak dapet subsidi kedelai itu, karena harus jadi anggota Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti) dulu baru bisa dapat,” aku  Yeyen kepada Jabar Ekspres, Selasa (18/10).

Meski begitu, ia menilai, subsidi kedelai dengan jumlah Rp 1.000 per kilogram itu, masih tidak sesuai. Sementara harga kedelai diprediksi terus melambung tinggi.

“Subsidi Rp 1.000 tidak cukup, karena subsidi juga dibatasi. Bahkan, kalau beli sekarang juga sudah habis stoknya,” ungkap Yeyen.

Dengan itu, Yeyen berharap kepada pemerintah agar segera mengambil tindakan untuk menekan harga kedelai di pasaran.

Sementara itu, penjual tahu dan tempe lainnya di Pasar Kosambi, Bandung, Enjang (45) mengaku, produsen tahu dan tempe yang dikirim ke dirinya sudah menaikkan harga. Harga tersebut kata Enjang cukup bervariatif. Mulai dari Rp 500 – Rp 1.000 per bungkus.

“Saya jual ada yang satuan dan bungkusan, untuk yang bungkus isi 10, sekarang saya jual Rp 12 ribu sampai  Rp 13 ribu dari harga sebelumnya Rp 10 ribu. Kalau untuk yang satuan, biasa saya jual Rp 1.600, sekarang saya jual Rp 2.000 per buah,” sebutnya.

Tak dipungkiri, Enjeng menerima keluhan dari para pembeli setelah menaikkan harga tahu tempe itu. “Ya, pembeli pasti ngeluh ya. Untungnya ini baru harga saja yang naik tapi ukuran masih sama. Barang pun jadi jarang habis sejak harga naik beberapa waktu ini,” pungkasnya.

Sebelumnya, penjual tahu dan tempe di Pasar Kosambi Bandung, Oki (43) mengaku, sudah menaikan harga dagangannya sebesar Rp 500 – Rp 1.000 per bungkusnya. “Tapi itu naiknya enggak tinggi, paling satu bungkus ada yang Rp 1.000, ada yang Rp 500 tergantung model tahunya,” ujar Oki, saat ditemui Jabar Ekspres di lapak dagangannya, Senin (17/10).

Tinggalkan Balasan