Adab Guru Sebuah Proses Tazkiyatun Nafs

Salah satu instrumen untuk menyampaikan adab ini adalah guru. Seiring dengan kemajuan zaman dan perubahan waktu, terjadi pergeseran nilai yang sangat fundamental dalam kehidupan, yakni nilai kesopanan dan etika.

Profesi guru seringkali termarginalkan dengan segala konsekuensinya di depan para siswa dan stakeholder pendidikan lainnya.

Entah siapa yang bersalah, guru yang tidak kompeten dan profesional serta miskin pengetahuan tentang adab, ataukah muridnya yang kelewat kurang ajar atau terlalu kuatnya tekanan lingkungan sosial yang hedonis materialistik dengan ukuran ukuran yang bersifat kuantitatif dan miskin nilai (value).

Kilas balik praktek pendidikan kita di era generasi tahun 1990 an dan sebelumnya menunjukan kentalnya  nuansa menjunjung nilai ahlak dibanding dengan kondisi sekarang.

Pergeseran nilai ini merupakan keprihatinan dan isyarah kemunduran bagi pendidikan kita. Karena  sejak dulu, para tokoh pendidikan termasuk guru guru di sekolah  sudah mencontohkan sebuah sistem belajar yang efektif.

Sebelum belajar ilmu, peserta didik itu harus mempelajari adab dalam belajar. Sehingga ketika memasuki masa belajar, mereka akan belajar dengan adabnya. Inilah yang menghadirkan keberkahan dan manfaat ilmu bagi peserta didik.

Menjadi kekhawatiran kita, ketika adab yang  merupakan nilai utama dalam perspektif sistem pendidikan nasional menjadi tiada.

jika adab tiada maka yang lainnyapun tiada. Terlebih lebih degradasi adab ini tidak hanya terjadi dalam relasi komunikasi pendidikan formal saja melainkan juga terjadi di lingkup pendidikan informal dan non formal khususnya interaksi antara anak dan orangtua serta masyarakat.

ADAB GURU

Kerinduan menghadirkan Adab dalam praktek pendidikan kita mendapat secercah harapan dari upaya Sa’id Hawa seorang ulama sekaligus pemikir Islam melalui bukunya “Tazkiyatun Nafs” yang meringkas pemikiran tentang adab  guru dari buku Ihya Ulumudin karya ulama terkenal Imam Al Ghazali.

Implementasi adab guru ini  selain sebagai  upaya  mensucikan jiwa dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kualitas para guru  juga menjadi alternatif penerapan adab dalam menjawab persoalan pendidikan kontemporer dewasa ini.

Untuk memiliki, memahami dan melaksanakan adab, khususnya untuk para guru terdapat paling tidak delapan Adab Guru yang diringkas Sa’id Hawa dan sangat relevan untuk dimiliki para guru dalam rangka menyucikan jiwa/tazkiyatun nafs dan bagian dari  revolusi mental pendidikan nasional kita.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan