Supporter semakin banyak masuk ke lapangan dan kondisi sudah tidak kondusif. Aparat kemudian menembakkan gas air mata ke arah suppoter yang ada di lapangan.
Silih berganti supporter menyerang aparat dari sisi selatan dan utara. Pada akhirnya, selain hujan lemparan benda dari sisi tribun, terjadi aksi tembakan gas air mata ke arah supporter.
Puluhan gas air mata dilepaskan ke arah supporter. Setiap sudut penuh dengan asap gas air mata yang membuat pedih dan sesak nafas.
‘’Gas air mata juga ada yang ditembakan ke sisi tribun 10 yang banyak kerumunan penonton yang melakukan pelemparan,’’ ucapnya.
Penonton panik dan berhamburan tak tentu arah. Di atas tribun ricuh berlarian mencari pintu keluar.
Akan tetapi ketika saya menemui pintu keluar sudah penuh sesak. Terlihat banyak juga penonton dari kalangan perempuan dan anak-anak mengalami sesak nafas.
‘’Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet, situasi sangat kacau,’’ ujarnya.
Gas air mata ditembakkan aparat dari berbagai arah, sedangkan untuk keluar stadion tidak bisa. Ketika berhasil keluar, banyak penonton yang terkapar dan pingsan karena sebelumnya terjebak di dala, stadion.
Sekitar pukul 22.30, para suporter masih melakukan perlawanan dengan melempari benda keras ke mobil aparat.
Penembakan gas airmata juga kembali terjadi di luar stadion. Lebih tepatnya disekitar tribun 2.
Kondisi luar Stadion Kanjuruhan sangat mencekam. Banyak supporter yang tergeletak karena lemas.
‘’Teriakan dan tangisan wanita banyak terdengan, dan banyak juga supporter yang berlumuran darah. Kendaraan banyak yang hancur karena amukan massa,’’ ceritanya.
Selama jadi supporter Arema baru pertama kali ini mengalami kejadian yang memilikan
‘’Saya dikenalkan Arema oleh orang tua saya saat tahun 2007 hingga saat ini. Hari ini 1 Oktober 2022 adalah titik terendah saya menjadi seorang supporter,’’ tulis dia.
‘’Saya masih belum percaya menyaksikan saudara” saya dengan kondisi seperti ini,’’ tambah dia lagi (yan)