Jabarekspres.com – Terjadi kerusuhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan dan jadi sorotan media Internasional.
Laga 1 Indonesia 2022 Arema FC tersebut jadi sorotan media Internasional The Guardian melaporkan, pihak kepolisian mengatakan setidaknya 129 orang meninggal dunia.
Dan 180 orang luka-luka karena kerusuhan yang terjadi. Para supporters dari Arema FC vs Persebaya Surabaya yang jadi sorotan media Internasional itu bentrok setelah kekalahan Arema FC.
Kapolres Jawa Timur, Nico Afinta, supporters dari pihak yang kalah menyerbu lapangan dan pihak berwenang menembakkan gas air mata.
Menyebabkan kerumunan massa berdesak-desakan hingga banyak korban berjatuhan. Sebanyak Tiga puluh empat orang meninggal di Stadion Kanjuruhan dan sisanya dibawa ke Rumah Sakit.
Bahkan dua petugas polisi termasuk di antara yang tewas. Banyak orang terhimpit dan tercekik ketika mereka berlari ke satu pintu keluar, kata Afinta.
“Mereka keluar ke satu titik di pintu keluar, lalu terjadi penumpukan – dalam proses akumulasi ada sesak napas, kekurangan oksigen,” dilaporkan dalam The Guardian pada Minggu, 2 Oktober 2022.
Seorang juru bicara polisi kemudian menyebutkan jumlah korban tewas di 129. Bahkan update terbaru menelan sebanyak 153 korban.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Wiyanto Wijoyo, sebelumnya mengatakan, petugas masih mendata jumlah korban luka.
Korban “Meninggal karena kekacauan, kepadatan, terinjak-injak dan mati lemas”, kata Wiyanto, menambahkan bahwa yang terluka dirujuk ke rumah sakit setempat yang berbeda.
“Perkelahian kabarnya dimulai saat ribuan suporter Arema berhamburan ke lapangan usai timnya kalah. Pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan, namun beberapa pemain Arema yang masih berada di lapangan juga ikut diserang,” tulis The Guardian.
Dilaporkan hingga 3.000 penonton turun ke lapangan setelah pertandingan, dari 40.000 penonton. Polisi mengatakan 13 kendaraan rusak, termasuk 10 mobil polisi.
Media Internasional bbc pun menyoroti tragedi ini.
“Persatuan sepak bola Indonesia (PSSI) mengatakan telah meluncurkan penyelidikan, menambahkan bahwa insiden itu telah “mencoreng wajah sepak bola Indonesia,” tulis bbc.com.
Adapula media Internasional news.sky.com, turut melaporkan mengenai kerusuhan Stadion Kanjuruhan.
“Peraturan FIFA menyatakan bahwa tidak ada senjata api atau ‘gas pengendali massa’ yang boleh dibawa atau digunakan oleh polisi,” ujar keterangan dalam laporan news.sky.com.