Gandis Kecil Ingin Menjadi Dokter, Asa Penjual Risoles di Depan Minimarket Batujajar

JabarEkspres.com, KAB. BANDUNG BARAT – Kerlap-kerlip lampu pertokoan. Malam kian menebal. Sesekali suara kendaraan menginterupsi berkejaran dengan pijar lampunya yang kuning dan putih.

Seorang anak asyik bermain di atas odong-odong dengan lantun lagu anak-anak. Sementara itu, seorang ibu memandangnya dengan tatapan haru karena melihat anak itu riang gembira.

“Kupu-kupu yang lucu, di mana engkau pergi,” begitulah sepotong larik dari nyanyian lagu tersebut.

Tatapan hangat ibu tak pudar dalam memandang gadis kecil yang tengah asyik bermain.

Keasyikan gadis kecil yang tengah bermain itu seakan membuatnya lupa bahwa ia sedang menanti pembeli. Gadis kecil yang tabah.

“Udah puas belum naik odong-odongnya?” tanya ibu itu.

Anak kecil dengan balutan busana merah muda ini akhirnya duduk, kembali memagut menanti pembeli yang tak kunjung jua tiba.

Kembali ia menunggu dagangannya. Sendirian. Tanpa ibu dan ayah atau saudara.

Di tengah penantian itu, seekor kucing jalanan tiba menghampiri gadis lucu dalam balutan topi, baju, kantong merah jambu segar.

“Aku jualan risoles, Kak,” ucap gadis dengan nada yang nyaris senandung.

Kucing itu seakan tiba untuk menemani bocah itu untuk bermain. Tapi, gelagat kucing itu mudah terbaca. Ia hanya mengincar risoles dalam genggaman lentik anak ini.

“Aku jualan sejak kelas 1 SD,” katanya.

Hari Minggu adalah hari di mana teman sebayanya berlibur. Tapi tidak dengan gadis ini. Ia mempunyai alasan yang sepantasnya diucapkan orang dewasa.

“Daripada main, lebih baik di sini (jualan),” ucapnya.

Berjualan untuk Biaya Sekolah

Lama berselang, dua perempuan mengenakan hijab keluar dari minimarket. Jajakan jualan si gadis ini lantas secara tidak langsung menyambut mereka.

“Adek jualan apa?” tanya perempuan berhijab berwarna warna hitam.

“Risoles, Kak,” jawab si pemilik jualan.

“Gapapa uangnya 100rb?” kata sang perempuan berkerudung hitam.

Pecahan uang seratus ribu itu hanya berkurang lima ribu. Merepotkan, memang. Tapi mau bagaimana lagi, pembeli adalah raja.

Gandis Anggita Putri nama anak perempuan itu. Tujuh tahun. Tentu saja, ia tentu belum mampu cekatan dalam berhitung. Uang kembalian terkadang jadi lebih, kadang kurang.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan