JabarEskpres.com, BANDUNG – Naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) timbulkan bermacam polemik di masyarakat, terutama pada sektor perekonomian.
Bagaimana tidak, masyarakat yang baru bergerak roda ekonominya usai pandemi Covid-19 yang mulai terkendali, kini nafasnya seakan tercekik oleh kebijakan baru tersebut.
Salah satu Driver Ojek Online, Ade Mulyana (30) mengatakan, dirinya selama ini berjuang menghidupi keluarga dari hasil berkendara yang tak menentu setiap harinya.
“Pusing, buat operasional jadi nambah biaya. Biasa motor saya Rp20 ribu kuat satu hari kalau orderan dekat, sekarang nambah Rp10 ribu,” kata Ade kepada Jabar Ekspres, Rabu, 14 September 2022.
Menurutnya, menaikkan harga BBM merupakan kebijakan yang tidak berpihak pada masyarakat dengan perekonomian di bawah menengah.
“Jujur saya keberatan, walaupun tarif dinaikkan tapi enggak sesuai, karena cuma naik Rp200 perak per orderan dengan jarak 4 kilometer,” ujarnya.
Ade menerangkan, dengan perbandingan pemasukan dan pengeluaran biaya operasional, dirinya merasa rugi sebab tak sebanding untuk kebutuhan sehari-hari.
“Sekarang logikanya kita beli bensin Rp20 ribu berarti 2 liter, narik penumpang atau pesanan makanan itu dihitungnya pas mengantatkan bukan dari pas jemput,” terangnya.
“Contoh kita jemput orderan jaraknya 2 kilometer, nganterinnya 5 kilometer. Kita dapat bayaran buat 5 kilometernya, yang 2 kilometer dengan harga BBM naik itu jadi makin berat,” lanjut Ade.
Ketika ditanya mengenai wacana filterisasi penyaluran BBM subsidi, Ade dengan tegas menolak rencana tersebut.
“Makin mempersulit, masih mending kalau emang betul tepat sasaran, faktanya selama ini bocor itu subsidi banyak dipakai orang punya duit,” ucapnya.
Hal senada diungkapkan oleh Supir Angkot jurusan Bandung-Ciparay, Kiki Abdul Gani (27). Dia menuturkan, kenaikan harga BBM cukup berdampak terhadap penghasilan per harinya.
“Saya sehari kalau ramai penumpang bisa dapet Rp200 ribu bersih udah dikurangi operasional, tapi saya juga itu disetorkan buat uang sewa mobil Rp100 ribu,” tutur Kiki.
Menurutnya, uang Rp100 ribu tak cukup digunakan untuk kebutuhan per harinya, sebab Kiki saat ini tengah membesarkan anak pertamanya yang baru menginjak usia 4 tahun.
“Dicukul-cukupin, mau enggak mau terpaksa daripada enggak makan. Syukurin aja rezeki kalau saya,” imbuhnya.