Kronologi Lengkap Pencabulan Bocah 10 Tahun oleh Kepala Sekolah di Medan, Miris

Tak hanya terkait serbuk putih itu, I mengaku dirinya juga ingin memastikan pil merah yang juga diberikan kepada anaknya sebelum diduga diperkosa. Pil merah tersebut juga dimasukkan ke botol minum anaknya sebelum akhirnya dipaksa untuk diminum.

“Dan pil merah itu apa,” tanya I.

Kepada JPNN Sumut, I juga menceritakan soal kronologi dugaan kasus pemerkosaan yang menimpa anaknya. I menyebut kejadian itu berawal pada Juli 2021 lalu. Saat itu, dia meminta kepada pihak sekolah agar anaknya bisa mengikuti pelajaran daring dari sekolah.

Sebab, saat itu, proses belajar mengajar di sekolah tersebut dialihkan secara daring karena kondisi pandemi Covid-19. Saat itu, I mengaku tidak bisa menemani anaknya untuk belajar dari rumah karena dirinya harus bekerja sebagai seorang ASN.

Apalagi, saat itu, dia menjadi orang tua tunggal seusai suaminya dipenjara karena kasus pemerkosaan terhadap anak kandungannya sendiri. Oleh karena itu, I kemudian meminta kepada pihak sekolah agar anaknya bisa belajar dari sekolah.

“Setelah kejadian ayahnya itu, kan saya bekerja. Jadi, saya tidak mampu mendampingi anak saya daring, daring kan pagi itu. Jadi, saya minta ke pihak sekolah, sama pimpinannya supaya anak ini tatap muka,” ujarnya saat dikonfirmasi JPNN Sumut, Jumat (9/9).

I mengaku saat itu pihak sekolah menerima permintaannya itu dengan senang hati.

Namun, pihak sekolah meminta I agar tidak memakaikan seragam sekolah kepada anaknya, karena saat itu seluruh anak sekolah di Kota Medan tidak diizinkan untuk mengikuti pembelajaran secara tatap muka.

Permintaan itu pun dituruti oleh I, dia kemudian hanya memakaikan pakaian sehari-hari kepada anaknya. Namun, karena sempat trauma dengan pemerkosaan yang dilakukan suaminya sendiri kepada anaknya, I lalu memutuskan untuk tidak memakaikan baju yang ketat kepada anaknya.

Selain itu, dia juga selalu mengenakan celana panjang kepada anaknya. Saat itu, I mengaku diminta agar korban mulai belajar dari sekolah sejak bulan Agustus 2021. Hal itu pun kembali dituruti oleh ibu korban.

“Bulan 8 saya bawa anak saya ke sekolah,” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan