Harga Telur Makin Meroket, Pedagang Keluhkan Larinya Pelanggan

JabarEkspres.com, BANDUNG – Kenaikan harga jual masih mendera para pedagang telur ayam.

Harga telur sekarang dari yang semula seharga belasan rupiah per kilo, saat ini sudah sampai Rp33 ribu per kilo.

Imbasnya, selain pendapatan yang makin menurun hingga menyentuh lima puluh persen, para pelanggan setia pun satu per satu meninggalkan pedagang telur ayam.

Hal tersebut seperti yang diungkapkan seorang pedagang telur, Mayang, 28. Dirinya menuturkan, bahkan ada sejumlah pembeli langganan yang rela tidak lagi membeli telur.

Padahal, kata Mayang, langganannya itu sesama pedagang. Mulai dari pedagang lontong, nasi kuning bubur, tukang nasi goreng dan penjual makanan lainnya, sekarang justru sibuk mencari telur pecah.

“Bahkan ada beberapa pedagang, sekarang sampai-sampai berjualan tanpa telur,” katanya pada Jabar Ekspres di Pasar Kiaracondong, Kota Bandung, Senin (29/8) sore.

Imbasnya, penjualan telur ayam di kios Mayang pun makin merosot. Biasa habis 30 kilo, kini hanya terjual sampai satu ikat.

“Sekarang mah (terjual) 15 kilo juga kurang,” imbuhnya.

Melihat kondisi demikian, dirinya tambah risau lantaran ada rencana harga bahan bakar minyak (BBM) bakal alami kenaikan. Apabila sudah naik, otomatis, harga telur dinilai akan lebih sulit lagi turun.

Mayang hanya meminta supaya harga telur supaya distabilkan pemerintah.

“Harus ditangani, kasihan sama pedagang kecil. Keuntungannya makin kecil,” tandasnya.

Tak jauh dari kios Mayang, pedagang telur ayam lainnya, Robiah menyebut, kendati ketersediaan stok aman, kenaikan harga masih saja terus tidak jelas. Kian meroket.

“Kemarin-kemarin harga normal cuma Rp28 ribu, sekarang sudah sampai Rp30 ribuan saja,” jelas wanita berusia 51 tahun itu.

Penurunan angka penjualan, kata Robiah, dirasakan olehnya menyentuh sampai belasan persen.

“Terkena juga dampaknya. Tapi alhamdulillah masih ada saja (pembeli),” pungkasnya.*** (zar)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan