Jabarekspres.com – Banyak isu beredar beberapa hari kemarin tentang harga bbm yang naik, hingga harga pertalite yang sekarang menjadi Rp 10.000.
Melansir dari motorplusonline.com harga bbm naik diungkap oleh pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi.
Ia mengakau mendapatkan informasi valid soal pemerintah yang menaikan harga pertalite dan solar.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan kenaikan harga Pertalite dan Solar pada 1 September 2022.
“Bilang saja, Jokowi terpaksa menaikkan harga BBM per 1 September, dengan memberikan bantalan sosial sebelum harga BBM subsidi dinaikkan,” kata Fahmy dikutip dari Tribunnews.com.
Meski begitu, kata fahmy pemerintah harusnya dapat mengatasi dulu subsidi BBM yang tidak tepat sasaran lewat pembatasan.
“Mestinya atasi dulu salah sasaran melalui pembatasan. Jangan cari solusi gampang tanpa berkeringat,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, peraturan presiden tentang pembatasan bahan bakar minyak bersubsidi (Perpres), jika ditandatangani besok, bisa menghemat 60% kuota Pertalite.
Sayangnya, untuk pembatasan BBM subsidi ini dinilai sulit terlaksana, karena dirinya menduga pengguna Solar di industri bermain via oligarki.
“Kalau Pertalite dan Solar subsidi dibatasi, industri besar pengguna Solar subsidi dirugikan. Karena itu, pilihan pemerintah menaikkan harga subsidi, bukan membatasi,” sebut Fahmy.
Dikutip dari suara.com Kabar terbaru, yang diyakini berpotensi benar, adalah pengumuman kenaikan harga BBM tambahan pada 31 Agustus, diikuti dengan tarif baru pada 1 September 2022.
Menurut mentreri keuangan Sri Mulyani bisa saja harga pertalite Rp14.450 per liter namun dilihat bahwa pertalite ini berkategori bersubsidi jadi, idealnya tidak akan segitu.
Untuk terkait harga masih sangat tidak pasti. Ada yang mengatakan harga pertalite sendiri akan naik antara Rp1.000 hingga Rp2.500 per liter, namun ada pula yang meyakini harga idealnya sekitar Rp10.000 per liter.