BANDUNG – Rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi tengah menjadi perhatian publik. Karena sinyal adanya rencana kenaikaan telah diperllihatkaan oleh beberapa menteri.
Menanggapi rencana tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), mengaku, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan stakeholder lainnya termasuk PT Pertamina.
“Nanti kita lihat mana saja yang naik, dan kami juga koordinasi dengan temen perhubungan (Dishub). Bagaimana jika terjadi dengan logistik angkot dan segala macem lainya. Tapi kalau ada pengaruh ke bahan pokok tentu akan kita lihat yang terjadi di Pasar,” kata Kadisperindag Jabar, Iendra Sofyan saat dikonfirmasi Jabar Ekspres, Sabtu (27/8).
Selain itu, Iendra mengaku jelang ditetapkannya kenaikan harga BBM bersubsidi, kebutuhan pokok di seluruh Pasar Tradisional belum terlihat adanya peningkatan harga kembali.
“Terakhir itu hanya telur di Rp 31.000, dan ini juga kita sudah koordinasi dengan Dinas Ketahan Pangan (DKPP Jabar) dan insyaallah bulan depan turun lagi,” ujarnya
Maka dengan dengan adanya hak tersebut, Ia mengaku bahwa Disperidag Jabar telah membuat program terkait dengan pengendalian inflasi daerah. Hal tersebut juga dikatakannya, setelah mendapatkan arahan dari pemerintah pusat untuk mengatasi terjadinya gejolak dimasyarakat.
“Program penanganan inflasi ini bisa menggunakan anggaran BTT (Belanja Tak Terduga) dan kita akanlakukan di hulu. Jadi kalai ada subsidi ke petani atau peternak itu tidak akan terlalu mahal harganya. Dan pemerintah pusat besok juga akan buat pertemuan di nasional dan diikuti Mendagri (Menteri dalam Negeri) berkaitan dengan BBM,” imbuhnya
Sehingga dalam menyikapi hal tersebut, Iendra menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik selama ketersediaannya masih ada
“Kalau dari produsennya insyaallah terjaga, kita akan awasi bersama terutama di distribusinya. Jadi saya himbau kepada pengusaha terutama jangan memanfaatkan kenaikan harga BBM ini,” pungkasnya. (San).